Balita Tubuh Pendek, Normal?

 

Survey menunjukkan, 37% balita memiliki tinggi badan di bawah standar alias stunting. Tidak hanya dianggap kurang menarik, ada masalah lain yang bisa menyertai perjalanan hidup anak bertubuh pendek, yaitu:
  • Menderita penyakit kronis karena balita pendek mengalami gangguan oksidasi lemak yang berakibat lebih banyak lemak yang tersimpan di jaringan adiposa hingga menjadi obesitas. Selain itu, stunting juga bisa meningkatkan risiko penyakit darah tinggi. Penelitian di Jamaika menemukan anak-anak pendek usia 7-8 tahun memiliki tekanan darah sistolik (saat jantung menguncup) yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak dengan tinggi normal.
  • Motorik terhambat seperti terlambat berjalan.
  • Gangguan intelektual, seperti data yang diungkap UNICEF, anak yang   sangat pendek punya rata-rata IQ 11 poin lebih rendah dibandingkan rata-rata anak dengan tinggi normal sesuai usianya. Namun menurut Linda S Adair, PhD, Associate Professor of Nutrition Universitas Carolina Utara, AS, teori itu tidak berlaku bila penyebabnya adalah faktor genetis. Namun, genetis (keturunan) bukan faktor tunggal yang mempengaruhi tinggi seseorang. Banyak faktor lain yang berperan: nutrisi (makro dan mikro), zat-zat toksik, infeksi, interaksi ibu-anak termasuk status gizi ibu selama kehamilan, serta hubungan psikologik ibu-anak. 
Baca juga:
Optimalkan Pertumbuhan Tinggi Badan Anak
Nutrisi Untuk Tumbuh Tinggi Anak





 



Artikel Rekomendasi

post4

Pusar Bayi Bodong

Disebut pusar bodong karena bentuk pusar (umbilical ring) yang seharusnya rata dengan perut, malah menonjol. Sebagian besar menutup spontan sebelum usia 1 tahun. Namun ada juga yang baru menutup sebel... read more