Belajar Dari Ayah

 

Ayah bagi anak laki-laki adalah role model untuk menjadi  sosok laki-laki.  Dan anak-anak tak butuh cermah atau kuliah. Hanya dengan melihat, dia akan meniru.  Jadilah Ayah sebagai tempat anak belajar ini:
  • Menghormati perempuan. Ladies first, atau mendahulukan perempuan, bukanlah kondisi sosial di masa lalu. Di masa kini, menghormati perempuan masih tetap harus diajarkan kepada anak laki-laki. Tunjukkan kepada anak bahwa kedudukan perempuan dan laki-laki sederajad. Jaga perilaku Anda, jangan menyuruh istri atau meminta sesuatu pada istri atau pembantu di rumah dengan cara memerintah, apalagi sambil membentak. Ajarkan anak laki-laki Anda mempersilahkan perempuan lebih dulu pada situasi yang tepat. Misalnya di sebuah antrean memasuki lift. Mendahulukan perempuan adalah salah satu cara untuk menghargainya.
  • Menghormati orang yang lebih tua. Anak-anak perlu tahu bahwa orang yang lebih tua patut dihormati. Ajarkan anak menghormati kakaknya, pengasuhnya dan orang lain yang lebih tua. Berikan alasan mengapa anak harus menghormati orang yang lebih tua. Tunjukkan sikap ini dari diri Anda.
  • Aktifitas fisik dan ketangkasan. Ingat-ingat kembali masa kecil Anda. Banyak permainan ketangkasan yang Anda kuasai. Kalau sekarang Anda enggan melakukannya, jangan tularkan itu pada anak. Berpikirlah kebutuhan anak,  ingat kembali cara bermain, bangkitlah dan ajak anak menggerakkan tubuhnya. Perbanyak lakukan aktifitas fisik bersama anak  untuk menjalin  bonding.
  • Cara buang air kecil. Awalnya potty training bisa  diajarkan oleh ibu. Tapi  ketika  anak laki-laki sudah menyadari  perbedaan antara dirinya dengan ibu,  ayah perlu turun tangan. Cara ayah buang air kecil perlu dilihat oleh anak laki-laki.  Maka, setiap kali anak ingin ke toilet, terutama di toilet umum, sebaiknya dampingi agar anak  langsung melihat dan meniru.  
  • Anatomi tubuh. Anak laki-laki bisa belajar soal anatomi tubuh dari ayah karena ada kesamaan di antara keduanya. Ajarkan anak menyebut alat kelaminnya dengan istilah yang semestinya, misalnya penis. Jelaskan juga mengapa buah dada laki-laki tidak tumbuh besar seperti perempuan. Ajarkan anak untuk malu memperlihatkan alat kelaminnya, bukan menjadikannya barang pameran.
  • Berpakaian dan berdandan seperti laki-laki. Anak laki-laki cenderung meniru cara berpakaian Ayahnya. Berikan contoh  berpakaian yang sesuai, memilih serta memadu-padankan pakaian yang pantas untuk anak laki-laki. Begitu pula halnya dengan sepatu. Soal warna biarkan ia memilih sesuai selera.
  • Berbicara sopan.  Biasakan  berbicara sopan dan tidak berteriak di rumah. Kebiasaan ini akan terus dibawanya ketika ia berada di luar rumah bahkan hingga ia dewasa. Ayah yang bertutur kata baik dan sopan cenderung lebih dihormati dan dihargai anaknya.
  • Bermain ala laki-laki. Bergelut dan bergulat disukai anak laki-laki. Ajak anak melakukan permainan ini untuk menyalurkan dorongan fisiknya. Jelaskan pada anak bahwa permainan ini hanya dilakukan oleh  laki-laki. Anak perempuan tidak menyukai permainan ini, jadi jangan mengajak anak perempuan bergulat.   Berilah kesempatan untuk menang dan kalah untuk mengenalkannya jiwa sportivitas.
  • Mengerjakan pekerjaan rumah. Tunjukkan kepada anak bahwa pekerjaan rumah tangga bukan pekerjaan perempuan, ibu dan pembantu rumah tangga.  Anda sebagai kepala keluarga juga harus proaktif. Tunjukkan pada anak bahwa ayah yang tidak segan cuci piring, menyapu, merapikan baju dan lain sebagainya. Libatkan anak saat melakukannya. (me)

 



Artikel Rekomendasi