Etika Menjenguk Bayi

 

Agar si ibu dan bayi baru merasa nyaman, ada etika yang harus dipegang saat Anda menjenguk. Sehingga semua pun senang!

Waktu menjenguk yang tepat. 1-2 minggu setelah ibu melahirkan, waktu yang tepat untuk menjenguk. Ibu punya waktu lebih untuk istirahat dan bonding dengan bayinya. Sebelum jenguk sebaiknya tanyakan kapan waktu tepat untuk berkunjung. Hindari datang pada jam-jam istirahat dan makan agar tidak merepotkan tuan rumah. Jangan pula datang terlalu pagi atau malam. Biasanya pada pagi hari, keluarga masih sibuk mengurusi bayi dan  membereskan rumah. Sebaliknya jika terlalu malam, ibu dan bayi baru sedang istirahat.

Kado untuk bayi dan Ibu tentunya. Selain bawa kado untuk bayi, beri pula kado untuk ibu sebagai penghargaan keberhasilannya melewati masa kehamilan dan persalinan. Jika jenguk adalah anak kedua, jangan lupa juga kado untuk si kakak, agar dia tidak merasa cemburu. Dengan membawakannya kado, perasaan tersebut dapat diminimalisir.

“Mirip siapa ya?,” is a big no no. Pertanyaan seperti ini dapat menyinggung perasaan ibu baru yang terkadang sensitif. Wajah bayi baru berubah seiring dengan berjalannya waktu. Bagaimanapun, wajah anak pasti mirip bunda atau ayahnya. Jika tidak, mungkin mirip nenek atau kakeknya. Daripada bertanya mirip siapa, lebih baik Anda memuji, “Wah, bayinya lucu sekali!” atau “Pipinya menggemaskan, deh!” atau “Si adik ganteng, sama dengan kakaknya!”

Pastikan Anda sehat dan jangan lupa cuci tangan. Jika sedang sakit, tunggu hingga sehat baru menjenguk. Sebelum bersentuhan, cuci tangan lebih dulu agar terbebas dari kuman. Namun, akan lebih baik jika tidak bersentuhan langsung dengan bayi, cukup lihat dari kejauhan untuk menghindarinya terinfeksi kuman atau bakteri yang tak sengaja menempel pada tubuh atau pakaian Anda.

Selalu minta izin. Daya tahan tubuh bayi baru sangat rentan. Karena itu, tak semua orangtua suka saat bayinya digendong atau dicium orang lain. Pastikan Anda minta izin sebelum gendong atau cium bayi. Jangan tersinggung jika ibu tak mengizinkan. Berpikirlah positif, semua demi kesehatan dan kenyamanan bayi. Dan tempatkan diri Anda di posisi ibu tersebut.

Sebaiknya tidak bawa anak saat menjenguk. Balita yang aktif bergerak, berteriak-teriak, berbicara dengan suara kencang akan mengganggu kenyaman ibu dan bayi, terutama jika yang dijenguk bukan saudara dekat. Selain itu, membawa balita ke rumah sakit sebaiknya tidak dilakukan karena jika daya tahan tubuhnya sedang tidak baik, tubuh balita bisa terinfeksi kuman dan penyakit yang ada di dalam rumah sakit.

Jangan memotret bayi tanpa izin orangtuanya. Jika Anda ingin mengabadikan wujud si bayi atau mengunggahnya ke laman social media, sebaiknya minta izin lebih dulu pada orangtuanya. Bagi sebagian orang, anak adalah privasi mereka yang artinya bunda dan ayahnya saja yang berhak mengabadikan foto ataupun “memamerkannya” pada orang lain.

Jangan beri komentar dan nasihat jika tidak diminta. Nasehat memang bermanfaat, namun jika terlalu banyak bisa membuat ibu baru merasa digurui, terintimidasi, bosan, diremehkan, hingga takut untuk sesuatu yang belum dilaluinya. Setiap ibu punya cara sendiri untuk mengurus buah hatinya. Selain itu, hati-hati memberi komentar. Hindari komentar seperti "Wah.. coba seandainya bayinya laki-laki" atau “Kok cesar sih, padahal kalau nggak cepat menyerah pasti bisa normal!”. Ingat, pandangan orang lain belum tentu sama dengan pendapat Anda dan komentar seperti itu dapat membuat ibu tersinggung dan tidak nyaman.

Menghargai privasi ibu. Sedekat apa pun hubungan Anda dengan si ibu, jangan memaksa untuk masuk ke dalam ruangan atau kamar jika ibu sedang menyusui atau isitirahat. Beri kesempatan pada ibu bila memang ia perlu waktu untuk merawat bayinya. Jika tampaknya ibu sedang sibuk mengurus bayinya, tidak usah berlama-lama bertamu agar ibu punya banyak waktu untuk merawat bayinya.

Tawarkan bantuan jika diperlukan. Jangan sungkan untuk menawarkan bantuan jika ibu terlihat kesulitan. Misalnya membantunya saat sulit bangun akibat rasa sakit bekas jahitan. Namun, hargai pula jika ibu menolak. Dalam hal ini, Andalah yang harus pintar membaca situasi, karena ibu baru memang cenderung sensitif perasaannya. (me) 


 



Artikel Rekomendasi