Menyikapi 6 Ketakutan Orangtua

 

Anda takut anak diculik, di-bully temannya, terkena flu babi dan seterusnya? Anda tidak sendirian. Dr. Alfred Saccheti, MD, juru bicara American College of Emergency Physicians dari New Jersey, menulis, kekhawatiran orangtua akan hal-hal buruk yang mungkin menimpa anaknya adalah wajar dan manusiawi. Kenali 6 ketakutakan berikut ini, apa faktanya dan cara menyikapinya.

1. Tidak bisa memberi pendidikan terbaik.
Fakta: Bantu anak mengelurkan potensinya, yang terkadang berlaku prinsip less is more. “Anak kreatif biasanya hanya punya sedikit mainan. Itu justru membantunya mengembangkan imajinasi dan kreativitas”, ujar Paul Donahue, psikolog dan penulis buku Parenting Without Fear.
Sikap Anda: Tak perlu panik atau mulai menyiapkan anak meraih beasiswa. Beri saja ia kasih sayang dan kesempatan bermain, prestasi akademis bukan satu-satunya tiket menuju sukses. Tapi, sikap mandiri, imajinatif, kreatif dan life skill justru paling berperan dalam kehidupan seorang anak.
 
2.  Jadi korban kejahatan.
Fakta: 80% pelaku tindak kekerasan terhadap anak adalah orang terdekat. Jadi, musuh Anda sebenarnya tak hanya orang asing.
Sikap Anda: Lindungi anak dengan membekalinya kemampuan menjauhkan diri dari bahaya. Ajarkan untuk mengenal kontak fisik apa yang “boleh” dan “tidak boleh”. Yakinkan dia untuk berani minta tolong kepada Anda atau orang lain bila terancam bahaya. Ajarkan ia untuk menolak melakukan apa pun yang membuatnya tidak nyaman. Bekali nomor telepon darurat. Jalin kedekatan hubungan dan buka jalur komunikasi Anda dengan anak agar mereka terbuka kepada Anda. Dengan begitu, Anda mudah memantau lingkungan pergaulan dan aktivitasnya.
 
3.  Tidak bisa mendampingi anak.
Fakta: Kualitas hidup manusia meningkat setiap tahun. Di Indonesia, angka harapan hidup kini 70,7 tahun. Bila Anda memelihara kesehatan dengan baik, tersedia cukup waktu untuk membesarkan anak sampai ia dewasa.
Sikap Anda: terapkan gaya hidup sehat sejak sekarang. Jangan lagi tergoda menyantap makanan tinggi lemak yang membuat Anda terancam penyakit jantung dan stroke. Rajin olahraga! Jika masih takut juga, beli asuransi jiwa, didik anak mandiri dan ciptakan hubungan harmonis dengan kerabat agar ia tak terlunta-lunta seandainya Anda ‘pergi’.
 
4. Tertular penyakit berbahaya.
Fakta: Berpatokan data, berbagai jenis wabah penyakit baru bukan ancaman terbesar bagi anak. Justru penyakit lama yang harus diwaspadai, seperti DBD. Menurut data WHO, setiap 20 menit satu anak meninggal akibat DBD. Obesitas atau kelebihan berat badan juga ancaman kesehatan serius karena menurunkan kecerdasan dan mencetus berbagai penyakit mematikan seperti jantung dan diabetes.
Sikap Anda: Bentengi anak dengan memberi imunisasi lengkap, memerhatikan asupan nutrisi dan jenis aktivitasnya. Perhatikan kebersihan rumah, sekolah dan perangi nyamuk. Untuk mengatasi obesitas, ajari anak gaya hidup sehat. Sediakan makanan sehat dan biasakan anak aktif secara fisik. Perhatikan juga kondisi psikologisnya, sebab sebagian besar masalah pola makan timbul akibat stress.
 
5.  Bullying.
Fakta: Ancaman bully harus dianggap serius. Karena bisa menganggu rasa percaya diri anak, pencapaian di seolah, dan bisa berakibat depresi bahkan upaya bunuh diri.
Sikap Anda: Minta sekolah untuk ikut terlibat dalam pengawasan masalah bully. Minta tolong guru bila anak jadi korban atau dia justru pelakunya. Diskusikan dengan anak, bagaimana cara mempelakukan orang lain dan mengatasi bullying. Gunakan insting Anda untuk mendeteksi perubahan perilaku tidak wajar pada diri anak.
 
6.  Mengalami kecelakaan.
Fakta: Ketakutan ini tidak bisa dianggap remeh. Di Indonesia meski bukan “pembunhu” nomor satu, kasus keselakaan lalu lintas cukup tinggi.
Sikap Anda: Kenakan car seat dan seat belat pada anak. Penting untuk mengenakan helm saat bersepeda atau bermain skate board dan roller blade. Pengobatan modern bisa mengatasi trauma fisik pada kecelakaan, tapi trauma leher dan kepala bisa fatal. Ajari anak tata tertib di jalan raya, seperti menyeberang jalan raya .



 

 



Artikel Rekomendasi

post4

10 Cara Ajak Balita Cinta Bumi!

Kita semua perlu peduli dan mencintai lingkungan, termasuk si balita juga bisa! Apalagi anak-anak adalah generasi penerus yang akan hidup lebih panjang menikmati bumi yang indah. Apa yang bisa Anda aj... read more