Mitos Seputar Telur

 

Sebagai makanan favorit keluarga, telur sangat mudah diolah dan rasanya sangat enak. Telur bisa dibuat untuk berbagai masakan, mulai dari olahan yang sederhana -sesederhana telur mata sapi- sampai masakan bergengsi. Hal ini yang membuat telur menjadi primadona di dapur. Hampir sebagian besar dapur Bunda menyediakan telur. Bahkan telur sering dijadikan penyelamat ketika tidak ada lauk di rumah, atau ketika kegiatan masak-memasak di dapur sedang “libur”.

Telur adalah sumber protein alami yang menyediakan hampir semua zat asam amino yang dibutuhkan tubuh. Zat gizi lain yang terkandung di dalam telur adalah lemak, vitamin (A, B, dan D), zat besi, asam folat, dan fosfor. Telur yang akrab ada di dapur kita adalah telur ayam, dan sesekali telur puyuh. Padahal di luar sana masih ada aneka telur yang bisa Anda olah menjadi hidangan bergizi, sebut saja telur bebek dan telur angsa.

Lalu bagaimana mitos dan faktanya?

Anak bisulan jika terlalu banyak makan telur.
BENAR Tapi hanya terjadi pada anak yang sensitif pada peptida atau sejenis protein pada telur, sehingga memicu bisul.

Tidak baik mengonsumsi telur gosong.
BENAR Karena menurunkan nilai gizi proteinnya. Saat putih telur gosong, asam amino esensial di dalamnya rusak dan tidak bermanfaat bagi tubuh.

Bayi tidak boleh makan telur.
BENAR tepatnya sampai usia 1 tahun. Penundaan ini guna mencegah munculnya alergi sebab telur adalah salah satu bahan makanan alergen atau pemicu alergi terbesar.

(NAT/ERN)

 



Artikel Rekomendasi

post4

Pie Pisang

Buah pisang bisa divariasikan menjadi pie yang lezat. Tambahkan selai apricot di atasnya, dan kelezatannyapun semakin sempurna! ... read more