Nasihat untuk Calon Ayah

 

Ronal Surapradja, seorang ayah seru, ingin berbagi beberapa nasihat penting untuk Anda, para calon ayah yang sedang menanti kelahiran sang bayi.

Setelah menikah, berkonsultasi dengan dokter kandungan. Penting digarisbawahi, ke dokter kandungan bukan saja setelah istri positif hamil, berkonsultasilah pada dokter kandungan segera setelah menikah. Isteri berkonsultasi mengenai  persiapan kehamilan, sementara suami banyak bertanya mengenai cara menghamili yang baik dan benar. Setelah itu istri melakukan berbagai macam tes, seperti TORCH dan toksoplasma, sementara suami latihan fisik agar tetap sehat.

Tidak tabu untuk meluapkan ekspresi  ketika mendengar istri hamil. Saya meneteskan air mata sambil menyetir Bogor-Jakarta ketika istri mengabarkan ia positif hamil. 

Ikut belajar, ikut ingin tahu  karena ini adalah anak kita berdua, lho! Sempatkan untuk menemani istri tiap bulan memeriksakan kandungan ke dokter. Kami berdua juga mulai banyak membaca buku mengenai kehamilan dan  parenting.  Ada semacam kesepakatan tidak tertulis antara saya dan istri, saya membaca referensi berbahasa Indonesia dengan pendekatan lokal dan tradisional, sementara istri lebih suka membaca referensi asing dengan pendekatan Barat.  Hal ini  malah memperkaya pengetahuan kita dan pembagian ini terus berlanjut sampai kini kami membesarkan dan mendidik anak.

Terima saja bala bantuan. Karena itu akan membuat si pemberi bantuan senang, kita pun cukup senang. Karena calon anak kami akan jadi cucu pertama bagi kedua belah pihak calon kakek-nenek, maka tempat tidur bayi, stroller, carseat, baby monitor dan semua tetek bengek perbayian pun datang menghambur secara gratis. Diterima saja dengan senang hati, walau akhirnya setengahnya tidak terpakai, namun nanti bisa kita hibahkan lagi ke saudara yang melahirkan.

Tetapkan nama sejak jauh hari. Saya sudah menyiapkan nama untuk anak sejak jauh hari, bahkan dari sebelum saya menikah!  Rencananya nama yang saya siapkan adalah Anaking Sinatria Danalaga, yang artinya ‘anakku seorang satria yang menang di medan pertempuran’. Diambil dari bahasa Sunda karena kegemaran saya pada wayang dan filosofinya. Tapi ketika melihat anak lahir, tiba-tiba saya merasa nama itu kurang pas. Akhirnya, dipersingkat sedikit menjadi Anaking Raka Praceka. Artinya ‘anak pertamaku yang berwibawa dan kharismatik’.

Foto dulu.  Di usia kehamilan 9 bulan, saya dan istri melakukan sesi pemotretan untuk mengabadikan kehamilan. Sengaja saya sewa fotografer profesional dan kami bergaya bak model. Hasilnya, ternyata cukup artistik dan narsis. Foto kehamilan istri dan saya ini selain sebagai dokumentasi juga menjadi pelajaran sejarah buat anak kami.

Dengarkan kata dokter. Mendekati due date, kami memeriksakan kandungan. Dari tes EKG, nampak jantung si anak lemah bila ibu mengalami  kontraksi. Selain itu ada masalah pada tali ari yang membelit janin. Keinginan untuk persalinan normal harus sirna karena dokter memutuskan istri saya harus melewati persalinan Caesar. Saya pasrah, namun mohon dokter mencarikan waktu yang tepat karena saya ingin sekali mendampingi istri saat melahirkan.

Beli koran di hari ia lahir.  Saya penggemar serial televisi “Friends”, sehingga ketika anak saya lahir, saya melakukan persis seperti yang dilakukan oleh tokoh Ross ketika ia punya anak laki-laki. Saya membeli koran dan majalah yang terbit hari itu. Saya ingin menjelaskan pada anak, di hari ia lahir, apa yang sedang terjadi di Indonesia dan dunia. Saya ingat ketika itu headline di Kompas –tahun 2009–  adalah kasus Anggodo, kasus korupsi dan percaloan hukum. Sambil merekamnya dengan kamera video, saya tunjukkan koran itu pada bayi saya dan bilang, “Nak, kelak kamu besar jangan berlaku seperti dia”. Saya juga membeli sebuah majalah pria dewasa yang ketika itu coverline-nya adalah “100 Perempuan Terseksi” versi majalah tersebut. Saya bilang, “Nak, ini adalah pelajaran pertama kamu sebagai laki-laki”. Koran dan majalah itu saya simpan sampai hari ini, sampai tiba saatnya untuk nanti dibingkai dan dipajang di kamar dia. (me)

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

10 Cara Ajak Balita Cinta Bumi!

Kita semua perlu peduli dan mencintai lingkungan, termasuk si balita juga bisa! Apalagi anak-anak adalah generasi penerus yang akan hidup lebih panjang menikmati bumi yang indah. Apa yang bisa Anda aj... read more