Panduan Untuk Calon Ayah Jelang Persalinan

 

Setelah mengetahui, mempelajari dan mempraktikkan 11 petunjuk untuk calon ayah ketika isteri hamil, pelajari juga petunjuk saat isteri jelang persalinan.

1. Hiduplah bersamanya. Atau dengan kata lain, cepat tanggap terhadap kondisi istri dan perhatikan kebutuhannya, setiap saat. Tamara Pullman, istri aktor film Sommersby, Bill Pulman, sedang hamil saat suaminya sibuk syuting film. Meski demikian, setelah 12 jam bekerja di lokasi syuting, Bill, toh, akan pulang ke rumah, berbaring di lantai bersama istrinya untuk berlatih olah napas ala Lamaze dipimpin seorang instruktur. Tamara kagum pada keterampilan Bill berlatih napas, sampai akhirnya ia mendengar suara Bill... mendengkur. Bayi mereka kini remaja. Namun Tamara masih mengenang momen indah itu sebagai salah satu bukti dedikasi Bill.

2. Bersiap untuk hari persalinan. Itu berarti, Anda tahu kapan tanggal perkiraan persalinan istri. Catat di tempat yang mudah terlihat, dan siapkan diri, misalnya dengan mengajukan cuti, tidak membuat janji dan berada di kota yang sama dengan istri sekitar hari H. Sebulan sebelum due date, siapkan koper untuk dibawa ke rumah sakit. Siapkan pula fisik dan mental, agar Anda fit selama mendampingi istri dalam proses persalinan yang mungkin memakan waktu berhari-hari. Yang tidak kalah penting, dana juga sudah Anda siapkan.

3. Proses persalinan dimulai saat ia mengatakannya. Sudah hari H dan istri mulai kontraksi. Anda panik dan menariknya ke rumah sakit? Jangan dulu. Proses persalinan terdiri dari beberapa fase. Kontraksi bukan satu-satunya tanda bayi akan lahir. Apalagi bila jarak waktu kontraksi tidak teratur, tidak bertambah kuat dan cepat, tanpa nyeri di bagian bawah perut dan hilang bila istri mengubah posisi. Bisa jadi itu kontraksi paslu (Braxton Hicks)! Istri harus berangkat ke rumah sakit bila kontraksi sudah semakin sering, ada pengeluaran lendir dari vagina, dan (tidak selalu) air ketuban keluar. Umumnya, secara naluriah calon ibu akan lebih waspada, sehingga Anda tidak perlu memaksanya bergegas. Beri istri waktu untuk menghitung kontraksi. Bila ingin membantu, hubungi rumah sakit untuk berkonsultasi.

4. Jangan menguasai TV di kamar bersalin. Hari H mungkin bertepatan dengan seri kejuaraan sepak bola dunia. Jangan serta merta menguasai televisi di ruang persiapan persalinan, apalagi jika istri sedang kesakitan! Biarkan dia yang menikmati televisi agar bisa mengalihkan perhatiannya dari rasa nyeri. Bila dia mengizinkan Anda menonton, kecilkan volume dan menontonlah sambil tetap siaga.

5. Jangan mengeluh di tengah proses persalinannya. Entah Anda lelah, lapar, mengantuk, masuk angin selama menunggu istri melahirkan... jangan pernah mengeluh di tengah persalinan. Rasa sakit atau masalah Anda, tidak ada artinya dibanding kesakitan yang tengah istri alami!

6. Bayi lahir, tugas berikutnya menanti.  "Huaah, selesai sudah tugasku!" ujar Anda, lega, ketika bayi lahir selamat, sehat dan lengkap. Padahal, lahirnya bayi bukan akhir, tetapi justru awal dari segalanya. Inilah dimulainya peran Anda yang sebenarnya sebagai ayah!  Anda boleh beristirahat setelah mendampingi istri melahirkan. Tetapi, sadari bahwa istri jauh lebih lelah, karena kelelahan fisik pasca bersalin ibarat sehabis bertinju 12 ronde! Jangan cuma bisa memamerkan bayi. Ikutlah merawatnya dan pelajari ilmunya sejak awal kehamilan istri.

Selamat! Kini Anda telah jadi calon ayah yang lebih tahu dan tanggap!

Baca:
11 Petunjuk Untuk Ayah Saat Isteri Hamil


 



Artikel Rekomendasi