Petunjuk Untuk Ayah Saat Isteri Hamil

 

Jangankan paham, melihat dua garis di test pack saja baru pertama kali seumur hidup! Tak punya petunjuk dan bingung harus berbuat apa umum dirasakan calon ayah saat mendengar kabar kehamilan istri. Di bawah ini tersedia 18 petunjukyang tidak pernah "basi" agar calon ayah sukses mendampingi masa kehamilan hingga bersalin.

  1. Saat istri mengabarkan: Aku hamil. Jangan melontarkan kalimat meledek, seperti: Yakin, itu anak saya? Karena pada momen ini, banyak wanita mengharapkan suaminya bereaksi romantis. Ucapkan kata-kata cinta. Satu dua tetes air mata Anda akan membuat momen ini sempurna di mata istri.
  2. Morning sickness tidak mengada-ada. Kehamilan disertai dengan gejala morning sicknes seperti mual, muntah, sensitif bau, tidak tahan sinar matahari, malas mandi dan lainnya. Selagi mengalami morning sickness, wanita hamil bisa beraksi berlebihan terhadap bau. Jangan protes. Pahami, tidak banyak yang bisa dia –atau Anda– lakukan untuk mengurangi rasa mual tersebut. Usahakan Anda tidak beraroma kuat selagi berada di dekatnya.
  3. Jangan sentuh payudaranya. Selagi hamil, payudara istri jadi lebih besar, lebih sensitif dan seksi karena sedang bersiap menjadi "pabrik susu" untuk bayi Anda. Jangan disentuh karena terasa sakit, kecuali bila istri mengizinkan. Pemandangan ini pun akan biasa Anda temui di ruang tunggu ketika mengantar istri cek ke dokter kandungan. 
  4. Sering buang gas dan sendawa. Hormon kehamilan membuat sistem pencernaan ibu hamil bekerja lebih lambat agar nutrisi makanan tercerna dan terserap sempurna untuk tumbuh kembang janin. Melambatnya kerja pencernaan membuat ibu hamil mengalami konstipasi dan ada banyak gas di dalam perutnya, sehingga ia jadi sering bersendawa atau buang gas. Tidak cute, memang! Tapi, jangan mengolok-olok atau berkomentar negatif terhadap suara dan aroma yang ditimbulkan. Kalau terganggu, cari saja alasan untuk menjauh sebentar darinya. 
  5. Haus perhatian. Jujur saja, Anda tentu pernah lupa bahwa istri sedang hamil dan cuek. Padahal, para istri berharap saat merasa tidak nyaman akibat hormon kehamilan, suami memberi perhatian dan support yang cukup.
  6. Tidak tertarik pada seks. Perubahan hormon memang membuat wanita hamil bergairah di trimester kedua, tapi perasaan tidak cantik akibat perut membesar dan payudara nyeri menghambat minatnya untuk berhubungan seks. Sebaiknya luangkan waktu untuk memanjakan istri, "servis" Anda bisa menyulut gairahnya. kalau berhasil, tetap lakukan posisi seks yang aman ya. 
  7. Mood swing. Bukan ingin membuat Anda takut, Jeff Kimes dalam buku Pregnancy Sucks for Men, menulis: mood naik turun itu mirip gejala PMS (menjelang haid), tetapi berlipat ganda! Dalam sehari, istri bisa merasa sedih, bahagia, takut, rewel, emosinya tidak bisa ditebak. Semua disebabkan perubahan hormon yang dramatis, dikombinasi perasaan cemas karena akan menjadi ibu. Berikan simpati Anda dan hindari pertengkaran dengan istri. Kalau pun sampai bertengkar, biarkan istri yang menang.
  8. USG. Ini adalah alat untuk mengintip kondisi janin , seperti jenis kelamin dan posisinya dalam rahim. Pertama kali melihat janin melalui layar USG tahan mulut Anda untuk berucap: "Ih, bentuknya seperti anak tikus!" Jangan menggerutu bila tidak bisa melihat janin di layar USG. Bila beruntung dapat melihatnya, perhatikan setiap detailnya. Ketika janin mulai menendang, tunjukkan antusias Anda untuk merasakan tendangan janin. Jika terlihat tidak gembira , soal tendangan janin pun bisa berujung masalah.
  9. Jadi pelatih olah nafas. Bernapas dengan benar, dapat mempermudah proses persalinan sekaligus mengurangi nyeri. Saat bersalin, istri sering lupa teknik bernapas yang ebnar, sehingga butuh bimbingan dari pendamping persalinan. Artinya, Anda juga perlu belajar teknik bernapas, dong!
  10. Menolak tidur seranjang. Saat hamil, selain perutnya membesar dan "makan tempat", istri sering bolak-balik ke toilet, sakit punggung dan kegerahan, sehingga kualitas tidurnya di malam hari terganggu. Jangan sakit hati bila ia meminta Anda tidur di kamar atau ranjang berbeda, karena ia butuh ruang tidur lebih luas.
  11. Tutup mulut pada momen sensitif. Baik sedang di ruang dokter maupun di kelas senam hamil, ikuti aturan ini: kecuali Anda punya kalimat yang bijak dan supportif, lebih baik diam. Seperti, saat istri menimbang badan dan mengetahui beratnya naik 15 kilo. Jangan ubah nama panggilannya menjadi "Ndutt", atau saat dia merasa risih sesudah periksa dalam, jangan meledek, "Cincin dokternya ketinggalan di dalam, nggak?”

Baca:
6 Petunjuk Untuk Calon Ayah Jelang Persalinan

 



Artikel Rekomendasi