Batuk Rejan

 

Foto: shutterstock

Batuk rejan, masih adakah di zaman now? Anak-anak batita, biasanya menderita batuk rejan, yang juga disebut pertusis. Padahal sudah divaksin DPT.  Batuk rejan atau pertussis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Ini mengakibatkan anak sulit bernapas karena batuknya sambung menyambung. Ketika anak menarik napas dalam, ia akan batuk lagi. Bila ini dialami oleh bayi berusia di bawah 1 tahun, bisa berakibat kematian.

Orang banyak menyebutnya dengan batuk 100 hari. Ini adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan dan sangat menular. Cara penularannya adalah melalui udara. Anehnya, batuk rejan lebih banyak menyerang anak perempuan.

Ciri-ciri. Yuk, kenali ciri-cirinya agar solusi terbaik bisa diambil!

- Awalnya batuk-batuk biasa yang kemudian semakin parah.

- Kadang menyerang secara mendadak, terutama pada malam hari.

- Stadium berikutnya adalah batuk terus-menerus diselingi tarikan napas panjang dan berbunyi nyaring, dan diakhiri dengan muntah.

- Anak sulit bernapas.

- Pada beberapa anak, batuk tidak berbunyi nyaring, tapi sangat berat atau intensif.

- Di luar serangan batuk, anak kelihatan normal.

Komplikasi dan penanggulangan. Jika batuk terjadi lebih dari 7 hari (masa inkubasi antara 6 – 20 hari), sebaiknya segeralah bawa ke dokter karena dapat menimbulkan komplikasi. Komplikasi itu bisa berupa gangguan saluran pernapasan, yaitu radang paru-paru (bronkitis). Komplikasi ini termasuk cukup berat dan paling sering terjadi. Bahkan dapat menyebabkan kematian pada anak di bawah usia 3 tahun. Komplikasi lainnya adalah kejang, hernia, dan sebagainya.

Obat-obatan memang dapat menyembuhkan gangguan batuk rejan. Namun perawatan yang tepat juga akan sangat membantu anak mengatasi rasa sakitnya. Perawatan tersebut seperti:

- Isolasi anak di kamar yang tenang.

- Hindari pemberian makanan yang sulit ditelan.

- Makanan sebaiknya berbentuk cair dalam porsi kecil, namun sering diberikan.

- Untuk meringankan batuknya, kompres dada anak dengan air hangat atau gosok dadanya dengan minyak kayu putih atau mentol.

- Cara terbaik untuk mengatasi penyakit ini adalah imunisasi.

 



Artikel Rekomendasi