Pahami Anak Autis, Maksimalkan Potensinya

 

Foto: freepik


Dengan mengenal dan memahami autisme, kita bisa menghadapi dan mengatasinya sedini mungkin.


Apa sih, autisme itu? Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak dengan 3 ciri atau gejala utama, yaitu gangguan pada interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan pola tingkah laku atau minat yang repetitif dan stereotip. Gejala autisme ini sangat bervariasi dan sudah timbul sebelum anak tersebut berumur 3 tahun. Selain bervariasi, intensitas gejala autisme juga berbeda-beda, dari sangat ringan sampai sangat berat. Itu sebabnya, gangguan perkembangan ini lebih sering dikenal sebagai Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau Gangguan Spektrum Autistik (GSA).


Bagaimana tahunya kalau anak kita autis? Kini telah dikembangkan checklist yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers) untuk mendeteksi autisme pada anak umur 16-30 bulan. Bila Anda menjawab, “Tidak”, pada tiga atau lebih di antara pertanyaan, atau dua atau lebih pertanyaan kritis pada checklist tersebut, maka sebaiknya Anda berkonsultasi pada profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme.


Benarkah autisme bisa dideteksi sejak bayi? Berdasarkan riset, belum ada petunjuk mendeteksi autisme pada bayi sebelum gejala muncul. Seorang ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya, mungkin sudah melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia 1 tahun. Yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau sangat kurangnya tatap mata.  


Samakah anak hiperaktif dengan anak autistik? Tidak. Perilaku hiperaktif pada gangguan autistik berbeda dengan perilaku hiperaktif pada gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH).


Sebenarnya, apa sih, penyebab autisme? Autisme dapat terjadi pada siapa pun, tanpa membedakan warna kulit, status sosial ekonomi maupun pendidikan seseorang. Sampai saat ini, penyebab GSA belum dapat ditetapkan. Negara-negara maju yang sanggup melakukan penelitian menyatakan bahwa penyebab autisme adalah interaksi antara faktor genetik dan mungkin berbagai paparan negatif yang didapat dari lingkungan.


Apakah bayi yang diimunisasi MMR sebelum bicaranya lancar dan jelas bisa menjadi autis? Dari berbagai penelitian, telah dipastikan tidak ada hubungan antara vaksin campak ataupun MMR dengan autisme. Bahkan, British Medical Journal (BMJ) edisi 5 Januari 2011 dalam editorialnya menulis penipuan yang dilakukan Dr. Andrew Wakefield, sang ilmuwan yang menemukan vaksin MMR dapat menyebabkan anak autis. "Ada bukti nyata pemalsuan data, dan sekarang bagaimana harus menutup 'pintu ketakutan' yang menyatakan vaksin ini berbahaya," tulis editorial BMJ, seperti dilansir ABC News, Kamis (6/1/2011).


Bagaimana cara tepat menangani anak autistik? Yang paling penting adalah deteksi dan diagnosa dini, sehingga anak yang terdiagnosa autistik bisa segera menjalani terapi. Berbagai terapi terbukti membantu meningkatkan kualitas hidup individu autistik. Penanganan yang sudah tersedia di Indonesia antara lain terapi perilaku, terapi wicara, terapi komunikasi, terapi okupasi, terapi sensori integrasi, dan pendidikan khusus. Beberapa dokter melakukan penatalaksanaan penanganan biomedis dan diet khusus. Penanganan lain seperti integrasi auditori, oxygen hiperbarik, pemberian suplemen tertentu, sampai terapi dengan lumba-lumba, juga sering ditawarkan.


Apakah cara penanganan anak autistik membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu lama? Ya. Pada awalnya, terapi harus dilakukan secara intensif, satu terapis satu murid. Sebagian anak dapat masuk sekolah biasa, sebagian masuk sekolah inklusi (sekolah umum yang bersedia menerima dan mendidik anak berkebutuhan khusus), tetapi ada pula sebagian anak yang tetap harus bersekolah di sekolah khusus.


Apakah benar makanan anak autistik harus diatur khusus? Sebagian peneliti berpendapat bahwa anak autistik mempunyai beberapa masalah di saluran pencernaannya sehingga makanan yang merupakan faktor pemicu atau faktor yang menambah masalah pada saluran cerna tersebut hendaknya tidak dikonsumsi.

Makanan yang harus dihindari tersebut adalah yang mengandung kasein (susu, yoghurt, keju, mentega, beberapa margarin, es krim, susu cokelat, biskuit dan beberapa produk olahan yang menggunakan susu) dan/atau gluten (roti, pizza, produk pasta, pastry, biskuit, beberapa produk sereal dan produk-produk lainnya yang dibuat dengan menggunakan terigu).

Hindari juga makanan yang mengandung bahan tambahan pangan (seperti MSG, bahan pengawet, pemanis buatan dan bahan pewarna/penambah cita rasa buatan), mengandung ragi (roti, vinegar, keju, kecap dan produk fermentasi lainnya) serta gula, dan makanan penyebab alergi dan/atau intoleransi (susu sapi, telur dan makanan mengandung gluten). Namun, sebagian peneliti lain menganggap bahwa teori ini tidak terbukti secara ilmiah dan tidak menganjurkan diet khusus.



Apakah anak autistik bisa sembuh total dan kembali normal? Autis memiliki kemungkinan untuk dapat “disembuhkan”, tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada, kecepatan diagnosis dan terapi yang didapat. Banyak penyandang autis yang berhasil “disembuhkan”, dan dapat hidup dengan normal dan berprestasi.


Apakah benar anak autistik biasanya punya kelebihan lain yang tidak dimiliki anak normal? Anak autistik tidak selalu mempunyai kemampuan genius. Mereka berkembang seperti individu lain pada umumnya, dengan kecerdasan yang bervariasi, bakat yang berbeda-beda, dan kesempatan yang tidak sama.


Adakah cara untuk mencegah/menghindari anak dari autisme? Seperti penyebabnya, pencegahan autis sampai saat ini belum diketahui secara pasti.


Anak pertama saya autistik, apakah anak kedua saya bisa autistik juga? Ya. Risiko anak berikut memang lebih besar.


Benarkah semakin hari, anak autistik semakin bertambah banyak? Ya. Prevalensi atau kecenderungan autisme meningkat dengan sangat mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Data di Indonesia pada 2018 mengungkap, prevalensi autis adalah 60 per 10.000 kelahiran. Peningkatan ini dapat disebabkan beberapa hal, yaitu bertambahnya pengetahuan tentang autisme di kalangan dokter dan masyarakat, kriteria diagnosis autisme yang makin longgar, makin banyaknya diagnosis pada saat anak berumur masih sangat muda, dan kemungkinan bahwa jumlahnya memang bertambah.    


Apakah benar, kebanyakan yang kena autisme itu anak laki-laki? Ya. Autisme lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita dengan perbandingan 4 : 1. Tidak diketahui sebabnya.  


Apa yang bisa kita lakukan untuk menemukan dan mengembangkan potensi anak autistik?

- Berusaha lebih memahami autisme, sehingga bisa mendeteksi dini gejala autisme serta memberi kesempatan pada mereka untuk berkembang optimal dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

- Bersikap lebih toleran dan tidak melecehkan individu autistik.

- Bersikap lebih empati terhadap orang tua anak penyandang autisme dan mengerti kesulitan yang mereka hadapi.

Baca juga:
Mengasuh anak autisme

 

 



Artikel Rekomendasi