Belajar Berhitung Lewat Permainan

 

Pengetahuan jumlah, landasan penting bagi anak untuk belajar matematika. Pada usia 3 tahun umumnya anak-anak sudah bisa menghitung 1-10. Dengan modal itu, mereka bisa diajarkan untuk lebih memahami konsep "sedikit" dan "banyak", serta "besar" dan "kecil" lewat berhitung.  Ketika anak masuk TK, kemampuan itu akan dibutuhkan, dan merupakan langkah awal yang penting untuk belajar matematika. Ajarkan lewat permainan!

1. Main perang-perangan
Bahan: Boneka tentara dari bahan plastik
Cara main:
  • Pisahkan boneka menjadi dua bagian sama banyak -sepuluh di kiri, sepuluh di kanan.
  • Minta anak memainkannya. Bila Anda tak ingin ada adegan tembak-menembak, ubahlah menjadi adu dorong. Tentara yang jatuh berarti kalah.
  • Hitung jumlah tentara yang jatuh di bagian kiri, dan di bagian kanan.
  • Minta anak menghitung jumlah masing-masing tentara yang masih berdiri tegak, dan membandingkan mana kawanan yang menang.
2. Menara uang
Bahan: koin bersih senilai Rp. 200 dan Rp. 100.
Cara main:
  • Sediakan lima koin Rp. 200 dan lima koin Rp. 100.
  • Minta anak membandingkan, uang logam mana yang secara fisik lebih besar dan lebih keci.
  • Minta anak menyusun kedua uang logam itu jadi menara. Yang besar di bawah, yang kecil di atas.
  • Jelaskan kepada anak,  koin yang besar nilainya Rp. 200, yang kecil Rp. 100. Saat tangannya memegang koin, minta anak sekaligus mengingat nilainya.
3. Perbandingan
Bahan: uang logam Rp. 200 dan Rp. 100
Cara main:
  • Ambil satu koin Rp. 200 dan dua koin Rp. 100.
  • Tanyakan pada anak, mana yang lebih banyak. Si kecil pasti akan menjawab dua buah koin bernilai Rp. 100. Dia tidak salah, sebab tahap berpikirnya masih pada fase pra-operasional, yang menurut Piaget masih didominasi oleh benda yang tampak.
  • Tunjukkan dengan jari Anda, bahwa 1 + 1 = 2. Lalu tunjukkan bahwa dua koin Rp. 100, nilainya sama dengan satu koin Rp. 100.
4. Jual beli
  • Kongkritkan dengan permainan jual beli. Kumpulkan beberapa benda mainan anak, kemudian masing-masing diberi label harga dengan kertas.
  • Minta anak menggunakan uang untuk "membeli" barang-barang itu, sesuai harganya.
  • Kenalkan istilah "mahal" dan "murah". ""Mahal" berarti uang yang harus dikeluarkan untuk membeli barang, jumlahnya banyak. "Murah" artinya tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli barang.   
5. Tukar uang
Bahan: uang logam Rp. 200 dan Rp. 100
Cara main:
  • Berikan semua koin Rp. 100 kepada anak, dan Anda memegang semua koin Rp. 200.
  • Minta anak menukar koinnya dengan koin Anda. Jelaskan kepadanya, dua koin Rp. 100 nilainya sama dengan satu koin Rp. 200. Mungkin anak akan protes, sebab ketika ditukar, jumlah koinnya jadi semakin sedikit. Jelaskan, uang itu tetap bisa untuk membeli sesuatu, meski hanya satu keping.
  • Kalau anak sudah paham main tukar-menukar uang, tambah jumlah pecahan koin  dengan koin Rp. 500.
6. Ukur dan tuang. Volume benda cair adalah konsep yang abstrak bagi anak balita. Untuk itu, menjelaskan volume air atau benda cair, membutuhkan media berupa peralatan.
Bahan: gelas ukuran, gelas biasa yang tinggi dan pendek, mangkok.
Cara bermain:
  • Takar air menggunakan gelas ukuran, masukkan ke dalam gelas tinggi.
  • Takar air dengan volume yang sama, masukkan ke dalam gelas pendek dan lebar, atau ke dalam mangkuk.
  • Tanyakan pada anak, mana yang lebih banyak isinya. Si kecil pasti akan menjawab, air di gelas tinggi lebih banyak. Dia tidak salah, karena tahap berpikir pra-operasional  akan didominasi oleh sesuatu yang tampak, bukan logika.
  • Pindahkan air di mangkuk atau gelas pendek ke gelas panjang lain yang sama dengan gelas panjang pertama.  
  • Sim, salabim! Tinggi air sama! Si kecil pasti takjub. Jelaskan mengapa itu terjadi.
7. Belanja buah
  • Siapkan keranjang, minta anak memasukkan 3 buah pear ke keranjang. Dorong anak untuk minta petugas menimbang.
  • Lalu, minta anak memasukkan 2 buah jeruk ke dalam keranjang. Dorong anak untuk minta petugas menimbang.
  • Tanyakan pada anak, buah apa yang lebih banyak.
  • Minta anak membandingkan, mana yang lebih berat.


 



Artikel Rekomendasi

post4

Si Dua Tahun: Mengenal Warna

Cara belajar si dua tahun semakin matang. Tak hanya mengandalkan penyerapan inderawi, si dua tahun juga melibatkan proses mental. Termasuk dalam mengenal warna-warni.... read more