Mampu Meredam Marah

 

Bagi orang dewasa, mengatur perasaan marah, sedih, kecewa, tentu bukan hal yang sulit. Tapi bagaimana dengan anak-anak?

Anak butuh bantuan agar perasaan negatif tidak mengubah perilaku anak menjadi perilaku negatif. Yang mereka butuhkan adalah memahami perasaan yang timbul dan tahu mengapa perasaan itu ada. Anak juga perlu diberi tahu nama-nama perasaan itu.

Saat anak marah, inilah yang sebaiknya dilakukan:
  • Bantu anak memberi nama perasaan yang ia rasakan. Anak perlu diberi pemahaman  ia punya perasaan dan  punya kata untuk menjelaskan perasaannya. Perasaan yang sedang dialaminya adalah marah.
  • Dorong anak mengungkapkan kemarahannya secara verbal, tak perlu dinilai apakah ia salah atau tidak, sebab perasaan tak dapat dinilai.
  • Gunakan buku cerita berisi cerita tentang tokoh yang sedang marah dan reaksi tokoh lain.
  • Ciptakan perilaku yang aman, tidak menyakiti teman atau merusak barang saat marah.
Bekalinya dengan bermain pura-pura, seperti :
  • Sediakan tempat untuk bermain pura-pura dan siapkan sebanyak mungkin mainan pendukung. 
  • Dorong anak bicara ketika bermain. Minta anak menggambarkan permainan yang sedang ia mainkan. “Kamu sedang pura-pura jadi apa? Mengapa kamu pilih peran itu?” Tapi jangan interupsi anak dengan pertanyaan ketika anak sedang asyik dengan permainannya.
  • Terlibatlah dalam permainan pura-pura bersama anak, Anda akan tahu emosi apa yang sedang dialami anak.
Merumuskan perasaan dan menamai perasaan itu penting bagi anak. Bila anak dapat memahami perasaannya dan secara terbuka mengungkapkannya pada Anda, ia terhindar dari bermacam perilaku yang bersumber pada aneka perasaan negatif, misalnya:
  • Tidur: ngompol lagi
  • Makan: tak mau makan, atau sebaliknya makan berlebihan
  • Kegiatan fisik: tidak mau bersepeda lagi atau tak ingin mewarnai gambar
  • Bahasa: kembali menggunakan bahasa bayi
  • Perkembangan emosi: cengeng, rewel atau mengisap jempol
  • Hubungan sosial: tak mau berteman. (me)

 



Artikel Rekomendasi