Balita Mudah Mengantuk

 

Memasuki usia balita, kebutuhan waktu tidur mulai berkurang. Pada usia 2-3 tahun anak butuh tidur malam selama 11 jam dan masih butuh tidur siang satu kali sekitar 2 jam. Perubahan pola tidur bisa menjadi salah satu penyebab mengapa anak mudah tertidur.

Waspada  kelainan genetis. Mengantuk berlebihan di siang hari bisa jadi tanda komplikasi genetik yaitu  sindrom Prader Wili. Sindrom ini adalah kelainan genetis langka yang biasanya muncul dalam perkembangan anak yang abnormal yang dikenali dari komplikasi tidur, yaitu saat balita merasakan dorongan yang kuat untuk terus tidur  di siang hari. Sebaiknya bawa anak ke dokter bila Anda merasa anak sudah mendapat tidur malam yang cukup namun anak masih mengantuk di siang hari.    

Menguap tak berarti mengantuk. Melihat orang lain menguap, Anda juga menguap.   Apa benar menguap bisa menular?  Peneliti Dr. Gordon Gallip, yang dikutip di BBC News, April 2010, menjelaskan soal “penularan” menguap. Penularan  terjadi karena sistem saraf cermin kita aktif. Begitu melihat orang lain menguap, sistem saraf cermin di otak mengirim pesan untuk ikut menguap juga. Sistem saraf cermin ini berguna sebagai sarana  untuk belajar karena bekerja sebagai alat untuk mengimitasi dan merespon apa yang   dilakukan orang lain. Jadi jangan kira menguap sebagai tanda-tanda mengantuk atau bosan.  Menguap juga bisa berarti proses pendinginan otak sehingga bisa bekerja lebih efisien dan membuat orang tetap terjaga. Beberapa penelitian menunjukkan menguap bisa menstabilkan tekanan di kedua gendang telinga, melemaskan otot dan persendian.

Baca juga:
Hadapi Balita Mudah Ngantuk
Manfaat Tidur Pada Bayi
Lama Tidur Bayi dalam Sehari



 



Artikel Rekomendasi