Cara Berjalan Balita

 

Prestasi jika balita sudah lancar melangkah ke sana ke mari. Tugas Anda selanjutnya, perhatikan cara berjalannya.  

Balita memiliki cara jalan tersendiri. Menurut ahli podiatrik asal California, Dr. David Stege, ini disebabkan jumlah tulang, jumlah otot, kekerasan tulang, kekerasan otot dan jumlah lemak di telapak kaki anak berbeda dengan orang dewasa. Perbedaan struktur ini menyebabkan cara berjalan balita pun berbeda. Ada yang masih normal, ada juga yang  perlu dikoreksi.
  • Berjalan mundur. Cara berjalan ini terbentuk karena balita terbiasa melihat cara berjalan mundur. Ia lalu bereksperimen dengan mencoba cara berjalan seperti undur-undur, untuk menghibur diri sendiri dan membuat orang lain di sekililingnya tertawa. Anda tak perlu khawatir karena hal ini normal. Malah, cara berjalan mundur memiliki bermanfaat melatih keseimbangan anak, memperkuat otot  kaki, melatih konsentrasi, dan menyerap oksigen lebih banyak dibanding berjalan maju.
  • Berjalan jinjit. Berjalan jinjit dilalui anak ketika ia belajar berjalan. Kadang anak sengaja berjalan jinjit untuk menghindari lantai yang dingin, kotor atau basah. Bisa juga ia ingin menunjukkan kemampuan berjalan jinjit kepada Anda meniru gaya penari ballet. Ini normal jika dilakukan sesekali atau beralasan seperti karena lantai basah. Tapi Anda perlu cek ke dokter jika berjalan jinjit dilakukan terus-menerus. Bisa jadi karena ada kelainan pada kakinya, yaitu pangkal otot di belakang tumit atau tendon Achilles pendek, menyebabkan otot depan dan belakang tungkai anak tidak selaras ketika ia berdiri. Latih anak berjalan menapakkan kaki pada berbagai jenis permukaan seperti  pasir, rumput, semen, karpet, dan sejenisnya. Saat belajar berjalan, lepas alas kaki agar kakinya terbiasa bersentuhan dengan beragam tekstur. 
  • Berjalan gedebak-gedebuk. Baru berjalan lima langkah ia membentur kursi. Saat berjalan lagi, kakinya tersandung karpet. Tak lama berjalan, tiba-tiba ia belok mendadak dan menyenggol pinggir meja. Anda pun hanya bisa menjerit tertahan melihat cara berjalannya yang gedebak-gedebuk itu. Ini normal karena keseimbangannya belum sempurna, ia sering terjatuh atau menabrak benda. Ahli kesehatan anak meyakini bahwa ceroboh saat berjalan bukan gangguan fisik, dan tidak akan menjadi gaya berjalan yang permanen. Tahapan ini terjadi karena anak masih melatih keseimbangan tubuhnya saat berjalan. Untuk membantunya, tingkatkan pengawasan Anda saat anak berjalan. Pastikan tersedia ruangan yang lapang dan aman untuk melatih keterampilan berjalannya.
  • Berjalan knee- knock. Pernah lihat anak berjalan dengan kedua lutut saling bersentuhan? Normal terjadi saat anak baru bisa berjalan sampai usia 4 tahun, karena cara jalan seperti ini pun bagian dari tahapan proses berjalan hingga menjadi sempurna. cara berjalan ini akan berubah sendiri ketika anak semakin besar dan semakin lihai berjalan.
  • Jalan diseret. Disebut jalan diseret jika anak tidak mampu mengangkat satu kakinya untuk melangkah. Kalau cara berjalan ini terjadi tiba-tiba, kemungkinan kakinya terluka, ditandai dengan ia sering meringis kesakitan saat berjalan. Anak perlu segera diperiksakan ke dokter karena ini tidak normal. Bisa jadi, anak menyeret kakinya karena kondisinya lemah, mengalami parese atau gangguan fungsi sensorik akibat adanya lesi jaringan pada syaraf.
  • Berjalan pincang. Anak berjalan pincang ketika salah satu kakinya lebih kecil dari kaki lainnya, yang membuatnya kesulitan untuk berjalan tegak. Ini menandakan kakinya  bermasalahdan perlu diperiksakan ke dokter agar segera dilakukan penanganan.
Baca juga:
Sepatu Nyaman untuk Balita
Kaki Berbentuk X atau O

 



Artikel Rekomendasi