Demam, Kawan atau Lawan?

 

Orangtua cenderung bersikap waspada dan cemas begitu suhu tubuh anak naik. Inilah beberapa fakta yang dapat membuat Anda tenang.  

Demam bukanlah suatu penyakit. Dia lebih merupakan tanda bahwa sistem daya tahan tubuh sedang bertempur melawan bibit penyakit. Saat ada bibit penyakit, tubuh mengeluarkan substansi yang biasa disebut Pyrogene di dalam darah yang kemudian memberikan alarm kepada pengatur suhu yang berada di otak untuk meningkatkan suhu tubuh. Suhu yang lebih tinggi diperlukan agar sistem pertahanan tubuh bekerja lebih efektif sehingga  bibit penyakit tidak dapat berkembang lebih banyak lagi. Jadi, demam lebih merupakan kawan daripada lawan!

Demam dimulai saat suhu tubuh 38 derajat Celcius (38º C). Suhu tubuh anak dapat meningkat  antara 36,5º C hingga 37,5º C . Pada kisaran suhu ini, dokter anak biasanya belum menyebutnya sebagai demam. Dengan kata lain, bayi atau anak dapat dikatakan terserang demam bila suhunya sudah mencapai 38º C atau lebih. Anak yang demam biasanya menjadi gelisah dan rewel. Bila tubuh anak sudah mengeluarkan keringat dan suhu tubuhnya turun biasanya dia akan dapat tidur dengan tenang.

Setiap anak memiliki ciri khas demamnya sendiri. Ada anak yang kondisinya sudah buruk, padahal suhu tubuhnya baru  37,9º C, atau suhu tubuhnya tidak meningkat secara signifikan. Ada juga anak yang baru memburuk kondisinya ketika suhu tubuhnya mencapai 39,2º C.  Di lain pihak, ada anak lain yang suhunya mencapai 40º C dan dia masih dapat tidur. Di sinilah perlunya dilakukan pengulangan dalam mengukur suhu tubuh anak. Pengukuran  ini sebaiknya dilakukan di waktu dan bagian tubuh yang sama setiap harinya, agar hasilnya dapat diperbandingkan. Namun bila anak sedang tidur di saat waktu pengukuran suhu tiba, jangan dibangunkan! Tundalah sampai dia bangun. Jangan lupa untuk membaca dengan baik cara pakai termometer yang Anda gunakan agar hasilnya akurat.

Anak yang sedang demam butuh ketenangan. Anak yang sedang demam memiliki cara tersendiri untuk  menenangkan dirinya. Bisa saja dia akan menggelayuti Anda seharian, tidak banyak bergerak, atau tidur lebih banyak. Istirahat ini penting bagi proses yang sedang terjadi di dalam tubuhnya, walau si anak sendiri mungkin tidak tahu mengapa dia merasa harus banyak beristirahat.  Agar dia tidak bosan dan mau untuk tidak banyak bergerak, ajak dia bermain puzzle, mendengarkan musik, menggambar, melihat-lihat buku atau bacakan cerita untuknya
 
Tidak ada ‘resep’ demam yang paten. Demam akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan cairan tubuh. Oleh karena itu, Anda sebaiknya menyusui atau memberinya minum lebih sering dari biasanya, pakaikan baju dan perlengkapan tidur yang hangat, lakukan kompres.

Tidak selalu butuh obat penurun demam. Keputusan apakah anak  harus diberi obat atau tidak, tergantung dari kondisi anaknya. Meskipun suhu sudah mencapai 40º C, tapi si anak masih dalam keadaan baik-baik saja, dia tidak memerlukan obat apapun. Sebaliknya, bila suhunya baru 38,5º C tapi kondisnya memburuk, maka Anda dapat memberinya obat penurun demam. Intinya, anak jangan diberi obat penurun demam, sebelum Anda mengonsultasikannya dengan dokter. Selain itu, Anda tetap harus memperhatikan dosis yang dicantumkan pada kemasan obat-obatan tersebut. Terutama, untuk tablet atau obat sirup yang mengandung parasetamol. Karena apabila memberikan parasetamol dalam dosis yang salah, organ hati anak akan menjadi taruhannya. Alternatif lainnya adalah memberikan obat-obatan yang mengandung Ibuprofen (keduanya dapat dibeli tanpa resep dokter).

Beberapa anak yang demam harus dilarikan ke rumah sakit. Demam memang bukan selalu tanda adanya penyakit. Namun, untuk beberapa kasus, balita yang demam harus dilarikan ke rumah sakit. Seperti, demam berlang sung lebih dari 3 hari, urin berwarna lebih kental, infeksi saluran kemih.

Bayi akan lebih sering terkena demam dibandingkan anak yang lebih besar. Bayi masih dalam tahap sering sakit. Ini antara lain karena sistem pertahanan tubuhnya bereaksi dengan cepat, apalagi kebanyakan bibit penyakit yang menyerangnya tergolong baru bagi tubuhnya. Dengan kata lain, daya tahan tubunya harus mulai dari nol untuk menghadapi setiap bibit penyakit. Sementara pada  anak yang lebih besar atau orang dewasa,  daya tahan tubuhnya sudah pernah menghadapi bibit penyakit yang sama. Selain itu, mekanisme pengaturan suhu tubuh  pada bayi belum sesempurna  anak yang lebih besar atau orang dewasa.

Demam tidak selalu menyebabkan kejang. 
Setiap anak memiliki batas toleransi yang berbeda. Ada yang pada suhu 38,5º C sudah kejang, tapi ada pula anak yang baru kejang bila demamnya mencapai 40º C. Untuk itu, Anda sebagai orangtua disarankan untuk mencatat dan mengukur pada suhu berapa balita mulai mendapat serangan kejang.

Baca juga:
Demam Tak Perlu Membuat Panik
Beberapa Penyebab Demam
Tips Merawat Balita Saat Demam
 





 



Artikel Rekomendasi