Kaki berbentuk X atau O

 

Anak Anda yang berusia 2 tahun sering terjatuh saat berjalan? Mungkin ada yang salah dengan pertumbuhan tulang kakinya.

Kelainan kaki yang banyak dialami anak balita, umumnya bukan berupa penyakit tulang. Namun, lebih banyak berupa gangguan rotasi atau putaran tulang yang salah, sehingga sumbu putaran bergeser dan tidak jatuh pada titik sumbu yang semestinya. Demikian penjelasan dr. Meidy H. Triangto, SpRM, Kepala Kid’s Foot Rehabilitation Center di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta. “Inilah yang menyebabkan anak yang sudah mulai bisa berjalan, kerap terjatuh,” sambungnya.

Bukan melulu genetik. Kelainan kaki berbentuk X dan O merupakan jenis kelainan yang paling sering ditemukan pada anak balita. Kaki X (genu valgum) dan kaki O (genu varum) menurut dr. Meidy adalah, “Sejenis gangguan pertumbuhan tulang kaki yang menyebabkan terjadinya pergeseran rotasi pada persendian antara tulang paha dan tulang lutut. Gangguan pertumbuhan ini juga mengakibatkan sudut yang terbentuk antara kedua tulang tersebut menjadi tidak normal.”    

Akibatnya, saat anak berdiri, titik beratnya tidak terletak di antara jari kaki pertama dan ke-2 seperti yang terjadi pada kaki yang normal. Selain membuatnya sering terjatuh dan mempengaruhi penampilannya, kaki X dan kaki O juga akan membuat anak jadi mudah lelah kalau berjalan dan aktivitasnya pun terbatas.

Penyebab kelainan ini bukan hanya karena faktor genetik, tapi juga ada sejumlah faktor lain, seperti:  
  • Posisi tidur yang salah, misalnya tengkurap seperti katak. Jika berlangsung lama, kebiasaan ini dapat mengakibatkan gangguan rotasi dan bentuk tungkai.
  • Kebiasaan duduk yang salah, misalnya duduk dengan  posisi kaki membentuk huruf W.
  • Kebiasaan menggendong yang salah, misalnya saat digendong menyamping, kaki anak dibiarkan melingkari tubuh Anda dan membentuk sudut 90 derajat.
  • Memakaikan popok sekali pakai dengan cara dan pada saat yang tidak tepat, misalnya terus-menerus pada saat anak sedang belajar berjalan. Hal ini membuat anak sulit menemukan posisi kaki yang stabil.  
  • Memakaikan baby walker. Anak yang belum cukup kuat menopang berat tubuhnya akan memaksakan salah satu kakinya untuk menyangga seluruh berat tubuhnya. Akibatnya, tungkai bawah dan pergelangan kaki saja yang terlatih, sehingga terjadi ketidakseimbangan kekuatan otot (muscle imbalance). Penggunaan baby walker memang tidak dianjurkan, karena sering juga menimbulkan kecelakaan pada anak.

 



Artikel Rekomendasi