Studi kualitatif tim peneliti Universitas California, Amerika Serikat, terhadap 128 orang, yang dipublikasikan jurnal Child Development baru-baru ini mengungkapkan bahwa kecemasan ibu pada masa depan anak seringkali berkaitan dengan masa lalunya.
Selain responden para ibu dan ayah, juga ada balita usia 3-6 tahun. Cerita-cerita seputar kejadian negatif disampaikan kepada para responden. Kemudian reaksi responden diuji: apakah mereka memiliki keyakinan negatif untuk berbagai kejadian di masa yang akan datang berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari cerita yang didengar.
Hasilnya, responden perempuan memperlihatkan kecenderungan mengaitkan masa depan dengan pengalaman di masa lalu. Dari jawaban tersebut, para peneliti menyimpulkan bawa para Ayah ternyata jarang merasa khawatir atau cemas dalam hidupnya.
