Minum Yoghurt, Balita Lebih Sehat

 

Citarasa yoghurt masa kini segar, dan belum tentu asam di lidah. Yoghurt tak hanya untuk ibu dan ayah, melainkan juga untuk anak, termasuk balita. Pilihlah yang dapat diterima lidah anak. Yang juga penting cermati peruntukan yoghurt dan ingredient yang biasanya tertera pada kemasan.

Yoghurt adalah produk fermentasi susu yang bersifat semi-padat. Begitu populernya, sehingga penggemar produk ini tersebar di berbagai belahan dunia.

Pakai starter khusus. Yoghurt adalah produk yang masih hidup. Kekhasan yoghurt sebagai produk fermentasi memang berasal dari starter khusus yang dipakai, yaitu kultur bakteri asam laktat. Tanpa bakteri ini, yoghurt kurang bermanfaat bagi kesehatan.

Dalam aksinya, bakteri ini akan mengubah laktosa (gula susu) jadi asam laktat. Begitu mencapai jumlah asam laktat tertentu, susu pun menggumpal. Saat ini, penggumpalan susu banyak dilakukan dengan kombinasi 2 bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Bisa juga, ditambahkan dengan bakteri lainnya. Memang, kalau mau menghasilkan rasa yang unik, pandai-pandailah memadukannya.

Yoghurt tanpa tambahan perasa atau pewarna disebut yoghurt dasar (plain yoghurt). Biasanya dikonsumsi bersama potongan buah segar, seperti pepaya dan nanas. Paduan ini ditengarai menunjang kesehatan sistem pencernaan, terutama daya tahan tubuh.

Tergantung jenis susu. Memang, komposisi zat gizi yoghurt ditentukan oleh bahan baku utamanya, yaitu susu. Umumnya, yoghurt mengandung tidak kurang dari 0,8% asam laktat, 9,5% padatan susu nonlemak, dan 3,0% protein.

Selain susu utuh (whole milk), yoghurt bisa juga dibuat dari susu bubuk, susu skim, atau campuran antara suhu utuh dan susu skim. Dengan begitu, bisa didapat kadar lemak yang diinginkan. Yoghurt bebas lemak tidak boleh mengandung lemak lebih dari 0.5 g/100 g.

Nah, karena terbuat dari susu, mau tidak mau yoghurt (yang tidak ditambah gula) punya komposisi mirip dengan komposisi susu. Itu sebabnya, yoghurt juga sumber protein dan kalsium yang sangat oke. Bahkan, konsumsi yoghurt sebanyak 100 g per hari mampu memberikan sumbangan sekitar 15% dari kebutuhan kalsium dan protein per hari. Makanya, makan yoghurt secara teratur bisa membantu mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis). Juga, karena sebagian besar laktosa (gula susu) telah difermentasi, yoghurt bisa jadi alternatif makanan bagi penderita yang tidak bisa mencerna laktosa (laktosa intoleransi).

Perlu dicatat, standar internasional menentukan yoghurt yang bermutu baik harus mengandung maksimum 10 koliform per gram dan 100 kapang atau khamir per gram. Selain itu, yoghurt tidak boleh mengandung lebih dari 2,0% senyawa pembentuk tekstur (penstabil, pembentuk gel, pengental atau pengemulsi), asam sitrat, pewarna makanan dan pengawet yang diizinkan (khususnya yoghurt dengan tambahan buah, jus buah, ekstrak buah, atau selai).
 

 



Artikel Rekomendasi