Pangan hewani harus dikonsumsi balita setiap harinya. Bila hari ini ia enggan menyentuh makanan hewani, Anda tidak dapat merapelkan pada keesokan harinya. Kenapa?

Masa ba/ita dimana pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi paling pesat. Pada masa ini dibutuhkan beragam zat gizi yang lebih bermutu dan lebih banyak per kilogram berat badannya. Dalam pangan hewani, terdapat protein hewani, lemak hewani terutama dari ikan,
dan berbagai mineral yang manfaat biologisnya jauh lebih baik ketimbang pangan nabati. 8erbagai asam amino (bagian dari protein) dan mineral yang mutunya lebih baik ini berperan dalam pembentukan sel sel tubuh bayi dan termasuk otak, hormon (untuk merangsang pertumbuhan), darah (sebagai pembawa makanan, oksigen dan antibodi atau zat kekebalan tubuh ke seluruh tubuh, serta pembentukan antibodi dan organ-organ tubuh penting lainnya.
Protein apapun, termasuk protein hewani, tak dapat disimpan tubuh dalam bentuk asam amino yang siap pakai. Akibatnya, kelebihan protein pada hari ini, tak dapat disimpan menjadi cadangan protein yang siap pakai untuk keesokan harinya.

Kelebihan protein dalam tubuh akan diubah menjadi cadangan enerji berupa lemak serta
dibuang melalui urin. Itulah sebabnya, pangan hewani ini harus dikonsumsi anak setiap
harinya. 8ila anak kekurangan (defisiensi) pangan hewani, "hasilnya" tidak akan tampak seketika. VVujud kekurangannya akan tampak pada gangguan pertumbuhan kulit, rambut, berat badan, dan tinggi badan. Nah, gangguan,ini biasanya baru muncul beberapa minggu,
bahkan beberapa bulan kemudian. Mengingat sulitnya mengenali gejala dan dampak
defisiensi protein secara sederhana sejak dini, makanya anak dianjurkan untuk mengkonsumsi pangan sumber protein yang bermutu, terutama pangan hewani seperti
telur, ikan, daging dan susu, setiap harinya. Sebaiknya pengkonsumsian makanan tersebut
dilakukan sejak usia dini, yaitu setelah pemberian ASI eksklusif (setelah bayi umur 6
bulan). Pada usia ini akan tertanam kebiasaan makan dan pembentukan cita rasa makanan
yang baik serta bermutu.