Senang Tidur Larut Malam

 

Rentang usia 1-2 tahun, anak mulai meningkatkan kemampuannya untuk melakukan eksplorasi sejalan dengan perkembangan fungsi dan kemampuan berbagai organ tubuhnya. Dalam bukunya, “The Second Year”, Fiegelman S., psikolog anak dari Department of Psychiatry and Behavioral Health, Seattle Children Hospital, AS, mengatakan anak-anak usia 2 tahun yang sudah meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halusnya.

Mereka rata-rata sudah mampu menendang, dapat menyusun balok sampai 6-7 tanpa jatuh, mampu menekan dan memutar tombol dengan terampil, membuka buku ceritanya halaman demi halaman, serta memungut benda dengan tangannya sambil berdiri tanpa kehilangan keseimbangan tubuhnya. Berbagai kemampuan tersebut membuat anak-anak usia ini begitu asyik bermain dan beraktivitas dengan penuh semangat karena menemukan banyak hal ‘baru’ sehingga kerapkali menjadi lupa waktu, bahkan hingga tidur larut malam. Menurut Mindel JA, dokter anak dari Cleveland Sleep Disorder Clinic, dalam artikelnya “A clinical guide to pediatric sleep: Diagnosis and management of sleep problems,”  tidak sedikit anak-anak pada usia ini mengalami insomnia, tepatnya limit setting insomnia. Mereka menolak untuk tidur! Tentu saja kebiasaan tidur larut malam ini harus segera diatasi agar kebutuhan tidur dalam sehari sebanyak 12-14 jam dapat terpenuhi. Sebab, selama tidur banyak proses tumbuh-kembang yang berlangsung.

Ini kiatnya:
1. Atur jadwal tidur.
Apabila balita selama ini sudah terbiasa tidur larut malam, misalnya pukul 23.00, Anda dapat melakukan penjadwalan ulang secara bertahap. Setiap 2-3 hari sekali, majukan jam tidurnya sebanyak 15 menit lebih awal. Lakukan terus secara bertahap sampai akhirnya anak akan terbiasa tidur mulai rentang waktu sekitar pukul 19.00 – 21.00, yakni rentang waktu tidur yang normal bagi anak usia 1-2 tahun. Bila anak tidur mulai pukul 19.00 atau 21.00 diharapkan kebutuhan waktu tidurnya selama 12-14 jam dalam sehari dapat terpenuhi. Jam tidurnya ini tidak harus berupa jam tidur malam hari, tapi juga dapat ditambahkan melalui jam tidur siang.

2. Hindari membangunkan anak sepulang kerja hanya untuk melepas rasa kangen Anda.
Kebutuhan tidur yang cukup sangat penting bagi buah hati Anda. Selama tidur terjadi proses perkembangan kreativitas, kecerdasan, daya tahan tubuh, dan berbagai proses metabolisma penting lainnya. Mau tak mau, memang Anda harus berkorban dan menunggu sampai keesokan hari untuk bertemu dirinya dan melepaskan kerinduan Anda. Untuk itu, Anda dapat memanfaatkan akhir pekan seoptimal mungkin untuk menjalin kedekatan bersamanya melalui berbagai kegiatan mengasyikkan tanpa mengganggu jam tidur serta mengurangi waktu tidurnya.

3. Pisahkan lingkungan bermain dan kamar tidur.
Upayakan agar anak tidak terbiasa meluangkan banyak waktunya untuk bermain di dalam kamar tidurnya, melainkan bermain di ruang bermain, di luar rumah, dan di lingkungan lain di luar kamar tidurnya. Jangan meletakkan TV di dalam kamar tidur anak. Biasakan anak untuk bermain di luar kamar tidur begitu dia bangun. Di siang hari, ajaklah dia bermain di halaman, jalan-jalan di sekitar rumah, atau bermain bersama teman-teman sebayanya di taman kompleks perumahan sekaligus sebagai ajang untuk belajar bersosialisasi.

4. Ritual sebelum tidur.
Biasakan untuk melakukan persiapan menjelang tidur antara 1-2 jam sebelum waktu tidur anak. Persiapan ini bisa berupa ritual gosok gigi, cuci kaki, ganti baju tidur, mendongeng atau membacakan buku cerita anak. Setelah itu, redupkan atau matikan lampu agar mata anak dapat beristirahat total selama tidur. Bila ia terbiasa tidur dalam suasana redup, tak ada salahnya memasang lampu tidur dengan warna lembut. Ini akan membiasakan alam bawah sadar anak untuk mengetahui saatnya tidur, artinya sudah bukan waktunya untuk bermain, sehingga rasa kantuknya akan timbul, dan tak lama dirinya akan terlelap. Bagi anak yang terbiasa tidur larut, ritual ini juga dapat dimajukan menjadi lebih awal secara bertahap setelah beberapa hari, seperti halnya dengan penjadwalan waktu tidur yang normal bagi anak.

5. Contohkan disiplin waktu tidur.
Jika Anda menyuruh anak untuk tidur, sebaiknya Anda juga memberi contoh dengan disiplin saat waktunya tidur. Sedapat mungkin, sejak dini anak sudah dibiasakan untuk tidur sendiri di kamar tidurnya, dan tidak sekamar dengan Anda dan pasangan. Namun, Anda juga perlu waspada  dengan gejala insomnia (limit setting insomnia) yang dapat terjadi pada anak. Ada anak yang menolak tidur dengan berbagai alasan, seperti mau ke toilet lagi untuk buang air kecil, meminta diambilkan minuman, dan terus bercerita atau mengajak bicara tanpa henti.

 



Artikel Rekomendasi