Serba Serbi Air Seni Balita

 

Ketika ada yang tidak beres pada tubuh si kecil, hal pertama yang spontan ayah dan bunda lakukan biasanya memeriksa suhu tubuh. Seringkali Anda melupakan urin anak, karena memang, urin bukan salah satu tanda-tanda vital (TTV) tubuh, tidak seperti tekanan darah, suhu, respirasi atau pernapasan dan denyut jantung.  Apalagi, status urin    ‘hanya’ limbah tubuh, setelah dikeluarkan akan dibilas di toilet.  Padahal sejatinya, air seni dapat dijadikan alat deteksi tubuh. Ia ibarat  ‘perekam jejak’; bisa mengungkap makanan dan minuman yang dikonsumsi, bisa mengungkap status hidrasi (kecukupan asupan air), sampai mendeteksi adanya infeksi, penyakit atau perdarahan pada tubuh.

Mari ayah bunda, amati urin si kecil sebelum Anda mem-flush toilet!

Transparan, jernih seperti air
Pertanda… Anak over-hidrasi atau terlalu banyak minum air. Risiko dari kondisi ini adalah asupan cairan akan melarutkan zat-zat garam yang justru dibutuhkan tubuh. Bila sesekali terjadi, jarang menyebabkan masalah kesehatan serius. Namun bila terjadi terus, anak bisa mengalami kekurangan mineral.  
Lakukan ini… Kurangi asupan cairan anak, hindari memaksakan si kecil minum cairan lebih dari yang dibutuhkan tubuhnya.

Kuning pucat sampai kuning pekat kecoklatan seperti madu

Pertanda… Anak kurang cairan. Gradasi warna kuning mengindikasikan seberapa baik tubuh terhidrasi. Semakin gelap warnanya menunjukkan bahwa tubuh si kecil butuh asupan cairan lebih banyak.
Lakukan ini… Tambah asupan air minumnya, bisa air putih, jus buah, kuah sayur. Usahakan bukan teh atau sirup.

Coklat tua gelap
Pertanda… Ia mengalami dehidrasi, terutama jika volume urinnya terlihat berkurang. Bila volume urinnya normal, maka warna ini pun bisa mengindikasi adanya masalah pada organ hati.
Lakukan ini… Tambah asupan air minumnya,  bisa air putih, jus buah atau kuah sayur. Usahakan bukan teh atau sirup. Cek lagi urinnya, bila dalam kurun waktu 24 jam setelah cukup minum, warnanya tidak berubah, tetap coklat tua gelap,  periksa anak ke dokter.

Merah muda atau kemerahan seperti air cucian daging

Pertanda… Kemungkinan anak mengalami perdarahan sehingga darah keluar bercampur bersama urin. Perdarahan bisa terjadi pada saluran kencing anak,  misalnya akibat iritasi, atau bisa juga pada organ tubuh seperti kandung kemih dan ginjal.   Dalam ilmu urologi, kencing berdarah merupakan gejala yang musti diwaspadai.
Lakukan ini… Segera periksakan anak ke dokter untuk mengetahui sumber perdarahan, apakah terjadi luka atau iritasi pada saluran dan organ kemih, atau ada indikasi penyakit ginjal, batu ginjal dan lain sebagainya, yang mengganggu sistem metabolisme tubuh.

Biru, hijau, oranye, ungu
Pertanda…
1.    Anak baru saja mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat pewarna, baik zat pewarna alami maupun sintetik.
2.    Anak sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan perubahan warna urin.
3.    Anak mengalami gejala penyakit Porphyria –jarang dijumpai–  salah satu penyakit darah yang bisa menyebabkan warna urin biru, hijau atau ungu.  Namun perubahan warna urin ini bukan satu-satunya gejala awal si penderita.
Lakukan ini… Perubahan warna urin akibat  mengonsumsi pewarna makanan atau minuman,  tidak berdampak serius pada kesehatan. Asalkan pastikan anak mengonsumsi pewarna makanan yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan, bukan yang bersifat toksik atau beracun, misalnya pewarna tekstil yang terdapat pada makanan-minuman  Konsumsi obat-obatan yang mengubah warna urin pun tidak berbahaya asalkan pemberian obat sesuai resep dokter. Untuk penanda gejala penyakit Porphyria, coba cek apakah terdapat gejala penyerta seperti perubahan warna tubuh menjadi lebih gelap, kebiruan atau keunguan, sensitif pada sinar matahari dan pertumbuhan rambut yang tidak normal.

 



Artikel Rekomendasi