Agar Anak Dekat Dengan Nenek

 

Baru melihat sosok nenek, buah hati Anda langsung menjerit ketakutan. Ia bahkan tidak mau menampakkan wajahnya di depan nenek. Anda tentu saja merasa tidak enak hati.  Ini terjadi  bisa karena wajah nenek yang keriput, rambut putih, suara serak, berkacamata atau aroma tubuhnya yang khas.  Anak balita dengan ketakutan yang tak masuk akal itu normal. Apalagi rasa takut memang bagian dari perkembangan anak usia 2-3 tahun. Meski normal, namun bantulah anak mengatasi rasa takutnya.

Pasang foto nenek
Anak bisa jadi ia lupa dengan wajah nenek karena jarang bertemu. Coba akrabkan wajahnya dengan memasang foto  nenek di rumah. Upayakan foto yang dipajang adalah foto nenek yang sedang berinteraksi dengan balita Anda. Misalnya, foto nenek yang sedang menggendongnya saat masih bayi atau foto nenek saat bermain dengan anak. Tujuannya agar anak diingatkan kembali, bahwa ia pernah bertemu dan bermain dengan nenek. Selipkan juga foto nenek di dalam gadget yang sering dimainkan anak. Sesekali ajak  membuka folder album untuk menemukan foto nenek. Bila perlu,  ajak balita Anda menyebutkan nama nenek di dalam doa tidurnya, sebagai salah satu orang yang ia sayang.

Komunikasi dengan teknologi
Ajak anak untuk menyapa nenek dan kakek melalui telepon atau video call setiap minimal satu minggu sekali. Video call menjadi pilihan yang paling sesuai karena akan menampilkan wajah nenek dan kakek. Hal ini tentu akan membuat anak lebih mudah hapal, dekat dan nyaman dengan nenek, dibandingkan hanya melalui suara. Sebaiknya  hindari melakukan panggilan telepon dengan jarak waktu yang lama karena anak bisa bosan yang akan membuatnya  ‘malas’ ngobrol dengan nenek.

Berbagi tips dengan nenek
Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda, sehingga cara mendekati dan memperlakukannya juga berbeda. Nenek yang  jarang bertemu dengan anak, bisa jadi tidak tahu cara memperlakukan balita Anda. Nenek pun kerap dikenal memiliki  pendekatan yang ‘unik,’ misalnya terlalu ramah atau SKSD (sok kenal sok dekat) atau  dengan mencubit pipi gembil anak. Padahal balita termasuk tipe anak yang baru ‘panas’ dekat dengan orang baru dalam satu jam ke depan, anak juga tidak senang bila ada yang mencubit pipinya. Anda perlu berbagi tip dan trik menghadapi anak kepada nenek. Nenek butuh strategi khusus agar bisa berdekatan dengan cucu tercinta.

Hindari cerita yang merugikan
Anak usia ini dekat dengan cerita atau dongeng. Tanpa disadari Anda pernah bercerita tentang kisah seorang nenek yang jahat atau nenek sihir. Alhasil, anak menjadi takut dengan sosok nenek-nenek, sekalipun itu neneknya.  Hal ini jelas merugikan eksistensi nenek di mata cucu. Mulai saat ini, Anda perlu hunting cerita, dongeng, film dan buku yang bercerita tentang nenek dan kakek yang baik hati. Agar anak terhindar dari persepsi negatif tentang sosok nenek. Atau Anda bisa ciptakan sendiri cerita menyenangkan tentang nenek.

Berikan hadiah atas nama nenek
“Hore, aku dapat hadiah!” respon seperti ini kerap dikeluarkan anak setiap ia menerima hadiah. Sst…tak ada salahnya jika Anda memberikan hadiah pada anak, namun atas nama nenek. Ia  akan merasa nenek sangat peduli dengan keinginannya. Jika hadiah yang diberikan begitu ia idam-idamkan, anak akan membawa hadiahnya kemana pun  pergi, dipamerkan kepada orang lain, bahkan bisa dijadikan ‘teman tidur’. Kelak, Anda bisa sampaikan kepada ibunda untuk membawakan hadiah sesuai dengan dengan  yang diinginkan anak.
 
Jangan memaksa
Bila balita Anda tetap takut dan enggan bertemu dengan nenek meskipun berbagai trik sudah Anda coba, hindari untuk memaksanya. . Memaksa dan memarahinya justeru membuat balita semakin takut. Rasa benci pada nenek bisa muncul karena setiap nenek hadir di dekatnya, Anda jadi lebih sering memarahinya. Sebaiknya, biarkan anak membiasakan diri menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kehadiran nenek dan minta nenek untuk bersabar mendekati anak. Lambat laun anak akan terbiasa dengan kehadiran nenek.

(NAT/ERN)

 



Artikel Rekomendasi