Ajarkan Anak Malu Bertelanjang

 

Sejak usia 3 tahun mustinya anak sudah dikenalkan pada rasa malu akibat ketelanjangan. Sopan santun dan kesehatan, juga alasan yang tepat untuk mencegah anak bertelanjang di depan umum.  Lakukan ini: 

Jangan biarkan anak melepas pakaian di hadapan orang banyak
. Perilaku senang bertelanjang di depan umum, dengan melepas pakaian sendiri,  harus disikapi dengan hati-hati, sama seperti menyikapi perilaku lain yang awalnya mendapat respon “kurang tepat” -seperti anak dianggap lucu dan “boleh” melakukannya lagi. Biasanya,  karena awalnya dianggap lucu itulah penyebab mengapa anak merasa boleh telanjang di depan orang.
  • Mulailah dengan berhenti menertawakan “kelucuannya”, lalu minta anak mengenakan kembali pakaian.
  • Coba beberapa jenis pakaian yang mudah dilepas anak usia 3 tahun. Sebelum ia mengenakan pakaian, biarkan ia memilih pakaian mana yang ingin dipakai, dan minta dia berjanji untuk tidak melepasnya di depan banyak orang. 
  • Beri pengertian, melepas pakaian di depan orang bukan perilaku anak yang sopan. Katakan juga, anak hanya boleh melepas pakaiannya bila  basah, kotor atau hal lain yang membuatnya tidak nyaman, dan lakukan di ruang tertutup.  
  • Untuk perubahan perilaku yang positif, beri ia pujian.

Tidak membiarkan anak beraktivitas saat telanjang, kecuali selagi di kamar mandi atau berenang. Cegah anak bertelanjang dada sambil bermain, makan, atau tidur siang. Jika ia kegerahan, kenakan pakaian yang longgar dan tipis.  Terangkan bahwa tidak berpakaian saat beraktivitas itu tidak sopan. Lagipula bisa membuatnya masuk angin.

Kenakan pakaian Anda sendiri! Dulu ketika anak masih bayi, Anda masih bisa jalan-jalan di depannya tanpa busana. Tetapi kini, setelah usianya 3-4 tahun  dan sudah bisa bertanya “Bunda/ayah, itu apa?”, mustinya ia tidak lagi disuguhi pemandangan orangtua jalan-jalan telanjang bulat.  Selain karena Anda tengah mendidiknya untuk memiliki rasa malu bila tubuhnya dilihat orang lain, juga karena pemandangan orang dewasa telanjang saat ini bisa membuat anak tidak nyaman, dan kita harus menghargai perasaannya. Bagaimana dengan setengah telanjang –masih mengenakan pakaian dalam- seperti saat mencoba pakaian di fitting room? Batasi hanya untuk anak berjenis kelamin sama dengan Anda. 

Bicarakan bagian-bagian intim tubuh secara wajar.  Anak usia 3-4 tahun sudah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap anggota tubuhnya, apalagi yang tersembunyi dan jarang dilihat. Pilihlah waktu untuk mengenalkan anggota tubuh seperti payudara, vagina, penis, atau bokong menggunakan buku anatomi atau boneka. Lakukan sambil mengenalkan anggota tubuh lain, seperti  mata, alis, hidung, payudara, perut, vagina, dan seterusnya. Sebut dengan nama sebenarnya, bukan “burung” untuk penis, misalnya.  Ucapkan dengan wajar, tidak malu-malu atau sebaliknya, vulgar. Katakan pada anak, semua anggota tubuh itu sama penting, namun beberapa harus ditutupi dan tidak boleh dilihat apalagi dipegang  orang karena sangat privat sifatnya. Ini adalah alasan mengapa anak tidak boleh telanjang di depan orang.

Ajarkan anak menghadapi orang lain yang telanjang. Ketika anak melihat orang lain setengah telanjang, seperti saat berlibur di pantai, atau melihat anak seumurnya tak berbusana, katakan ia tidak boleh menatap terus-menerus, menunjuk, menertawakan atau mengomentari dengan negatif, karena itu tidak sopan. Dan tanggung jawab Anda untuk mencegah anak terpapar pemandangan ketelanjangan orang dewasa yang sifatnya erotik, misalnya dari gambar, film, atau Anda sendiri yang lupa mengunci pintu saat berhubungan intim! Melihat pemandangan erotis dapat memicu trauma pada anak. (me)

 



Artikel Rekomendasi