Antre, Ajarkan Balita Mengendalikan Diri

 

Mengantre, kegiatan yang  meski tidak menyenangkan tapi harus dilakukan. Ini bagian dari aturan sosial yang perlu dibiasakan pada anak karena tak seorang pun  suka bila gilirannya   dirampas, bukan? Anak harus tahu dampak perilakunya terhadap orang lain bila dia tak mau mengantre.  Belajar mengantre berarti belajar mengendalikan diri, yang penting untuk menjaga ketertiban.  

Beberapa hal ini bisa Anda lakukan untuk mengajarkan anak   mengantre:
  • Ajak anak ikut serta saat Anda mengantre. Jangan berikan perlakuan istimewa, biarkan anak ikut merasakan situasi mengantre. Misalnya saat antre di kasir atau antre di loket. Mungkin antrean bisa saja menjadi kacau. Bila ini terjadi  dan antrean mulai tidak teratur dan terjadi desak-desakan, segeralah menyingkir. Kalau dia mulai menunjukkan tanda-tanda bosan menunggu giliran, segera alihkan perhatiannya.
  • Contohkan tata krama mengantre. Kalau Anda sering mengeluhkan orang Indonesia yang tak mau antre, tumbuhkan budaya antre dengan contoh diri Anda.  Anak perlu tahu kalau saat mengantre tidak  boleh  menyerobot antrean dan mendorong-dorong. Ikuti barisan antrean dan tidak menggerombol di loket.  Anak juga perlu tahu ada situasi yang  membuat kita harus mengalah,   memberikan kesempatan pada orang-orang tertentu untuk mendahului antrian. Misalnya  ibu hamil, ibu yang membawa bayi, manula dan orang sakit. Contohkan juga pada anak untuk bersikap tenang, bersabar dan tidak mengeluh atau marah-marah saat antrean bergerak lambat. Bersabar membuat anak mengontrol diri untuk tetap tenang saat mengantre.
  • Beri pujian bila dia mau mengantre dengan tertib. Apalagi bila dia memberi kesempatan orang lain mengantri lebih dulu. Misalnya   pada anak kecil yang menangis atau pada seseorang yang tidak tahan buang air saat mengantre di WC.  Hal ini juga berarti anak belajar berempati pada orang lain. Beri pujian yang spesifik atas tindakannya, tidak hanya mengatakan “ibu senang kamu mengantre dengan baik,” tapi katakan “ibu senang kamu mengikuti barisan antrean tidak dorong-dorong. Tadi waktu ada ibu yang anaknya nangis, kamu suruh duluan. Pintar kamu.”
  • Adakan playdate. Permainan yang ada saat playdate biasanya dimainkan bersama, misalnya bermain perosotan atau melewati terowongan. Saat bermain perosotan anak-anak harus mengantre agar semua bisa bermain. Jika mereka berebut naik perosotan, Anda mungkin perlu membantu mengatur mereka untuk membentuk barisan antrean sehingga semua anak bermain dengan nyaman.
  • Belajar antre lewat permainan, seperti permainan baris-berbaris atau ular naga panjang. Dalam permainan ular naga panjang balita harus ikut dalam barisan dan berkeliling melewati terowongan, menunggu giliran untuk “ditangkap”. Terapkan juga mengantre ini dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya saat Anda dan anak sama-sama akan mencuci tangan di wastafel, mengantrelah.
  • Kenali temperamen anak. Ada anak yang  tenang ada juga yang mudah gusar bila tidak mendapatkan keinginannya. Itu sebabnya ketika harus mengantre ada anak yang sabar ada juga yang  ingin cepat-cepat  tiba gilirannya. Anak yang tumbuh dalam lingkungan  dengan rutinitas terstruktur memiliki kendali diri yang baik. Untuk itu anak-anak yang temperamennya sulit tetap harus diajak mengantre. Mulai mengajak dia mengikuti antrean yang tidak terlalu lama dan suasanya nyaman, misalnya dalam ruangan yang tidak panas.  Siapkan permainan  untuk mengalihkan perhatiannya bila dia sudah  tidak sabar mengantre.
Bosan mengantre, coba lakukan permainan ini:
  • Tebak-tebakan. Pilih satu benda yang ada di sekeliling Anda dan minta dia   menebaknya. Jabarkan bentuk benda tersebut dengan memberi petunjuk pada anak mengenai warna, bentuk, kegunaan benda tersebut hingga ia berhasil menebaknya.
  • Berhitung. Lancarkan kemampuan berhitung anak dengan mengajaknya menghitung segala benda yang ada di sekitar Anda dan anak.
  • Main salam tepuk tangan. Berdiri berhadapan dan lakukan gerakan saling menepuk tangan mengikuti lagu yang Anda nyanyikan bersama.
  • Main gunting-kertas-batu atau kita lebih mengenalnya dengan “suit.” Permainan ini bisa membuat si kecil ketagihan sekaligus melatih koordinasi motorik halusnya!



 



Artikel Rekomendasi