Bahasa Etnik, Baik Untuk Otak Anak

 

Jangan sungkan menggunakan bahasa etnik Anda Bunda. Karena ternyata menurut pendapat para ilmuwan peneliti otak dan pendidik justru baik bila balita terpapar.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Oldenburg, Jerman, menemukan bahwa anak-anak yang menguasai bahasa etnik, di sekolah 30% lebih sedikit mengalami kesalahan dalam pelajaran menulis dibanding anak-anak yang hanya diajari bahasa nasional. “Kekurangan yang dimiliki anak-anak yang berbicara dengan bahasa etnik hanya terletak pada ketidak mengertian lawan bicaranya bia ia datang dari etnik berbeda,” jelas Professor Anthony Rowley, dari Universitas Oldenburg, Jerman.
  • Anak yang terpapar dan menguasai mother tongue atau bahasa asli ibunya, akan memiliki lebih banyak kosakata daripada pembicara bahasa standar. Ia akan bisa menjelaskan sebuah benda dengan kata-kata berbeda. Kompetensi variasi bahasa,  berdasarkan penelitian, akan mendorong anak berpikir secara abstrak dan mempermudah pembelajaran bahasa asing.  
  • Pilih kata-kata yang baik dan sopan –bukan hinaan, makian atau kata jorok. Karena bahasa etnik akan digunakan anak untuk bersosialisasi dengan orang lain, ajarkan ia bahasa etnik yang memudahkannya menyapa dengan ramah dan  berbicara dengan santun.
  • Ajarkan anak menggunakannya dalam kalimat lengkap, bukan sepotong-sepotong atau campur aduk antara bahasa Indonesia dan etnik. Penting bagi Anda untuk memberinya contoh.
  • Minta anak menjawab dalam bahasa etnik bila ditanya dalam bahasa etnik dan lakukan dalam suasana gembira.
  • Manfaatkan lagu daerah, siaran televisi daerah, pertunjukan seni, atau arisan keluarga untuk membiasakan anak terpapar bahasa etniknya. 
  • Tak perlu bereaksi berlebihan jika anak salah menggunakan, mengucapkan atau membunyikan dialek.  Terdengar  lucu memang, ketika ia terbalik-balik menggunakan kata etnik atau logatnya malah aneh. Tapi biarkan kesalahan terjadi karena ia masih belajar.
  • Hindari tarik menarik 2 bahasa etnik berbeda di rumah.  Misalnya, jika Anda berbahasa Manado, suami berbahasa Ambon, yang terbaik adalah berbahasa sebagaimana yang Anda suka dan tidak meributkan atau menertawakan pihak yang dialeknya sangat kental.
  • Tak perlu diajarkan berbahasa etnik tulisan, karena bahasa lisan sudah cukup bagi anak balita. Professor Anthony menganjurkan agar anak diajarkan alphabet nasional saja sebab itulah yang akan digunakannya di sekolah.
  • Tetap gunakan bahasa nasional, sebab sama pentingnya dengan bahasa etnik dan itulah bahasa yang digunakan di sekolah dan di lingkungan formal. Anak-anak yang mempelajari keduanya, tumbuh seperti anak dwibahasa dan akan terlatih untuk membedakan penggunaan masing-masing bahasa sesuai dengan siapa dia berbicara.  

 



Artikel Rekomendasi