Balita Agresif

 

Ada balita yang suka memukul dan melempar mainan, jika tahu pemicunya, Anda tepat menghadapinya.

Siapa yang tidak risau melihat balitanya berubah menjadi monster kecil, yang suka memukul, menjambak atau melempar segala benda? Dr.Louise Porter, psikolog, peneliti dan penulis buku Children Are People Too, mengatakan tidak selalu tindakan balita seperti itu mengacu pada agresivitas. Pada balita normal, melalui riset ditemukan ada beberapa faktor yang memicu balita berperilaku kasar atau cenderung agresif.

Mengapa balita berperilaku begitu?
  • Anak usia 1-3 tahun kerap kali tak tahu cara tepat berperilaku. Misalnya, balita usia 13 bulan atau usianya lebih muda, tak jarang sulit menyatakan penolakan dengan komunikasi verbal yang jelas. Yang terjadi, jangankan bilang tidak mereka berteriak keras sambil menghentakkan kaki dan tubuhnya. Seringkali pula si balita mengungkapkan penolakan dengan cara memukul atau mendorong Anda atau pengasuh yang sedang meminta persetujuannya.
  • Balita kerap kali tidak bisa mengendalikan diri. Misalnya, saat ia sedang berlarian bersama kaka atau sepupunya. Didorong  rasa gembira yang meluap-luap, ia akan menabrakkan dirinya  pada sofa atau orang lain. Tentu saja tak berhenti di sini, akan terjadi kehebohan ketika ini menyebabkan anak lain kesakitan atau kesal, terjadilah pertengkaran.
  • Rentang ingatan yang masih pendek. Baru saja diberitahu agar tidak memukul untuk bilang “tidak,” belum lewat sehari, ia akan mengulangi lagi.
  • Kebutuhan balita untuk belajar dengan praktik langsung (learning by doing). Anda tidak perlu heran, apabila memberitahunya agar tidak menumpahkan makanan, ia malah sengaja menumpahkan isi sendok makannya ke lantai karena ingin melihat langsung akibat perilakunya. Adakah cara ampuh mengatasi perilaku kasarnya? Tentu saja ada! Ketidaktahuan, ketidakmampuan mengendalikan diri, dorongan untuk belajar dan ingatannya yang masih terbatas bisa diatasi dengan memberinya penjelasan dan bimbingan berupa contoh.

 



Artikel Rekomendasi