Balita Fobia Tempat Tinggi

 

Pada kebanyakan kasus, ketakutan anak pada hal-hal tertentu, termasuk ketinggian akan berganti sesuai proses pertumbuhannya. Tetapi jika kemudian di usia sekolah tertentu rasa takutnya terhadap ketinggian masih tetap ada, sangat disarankan agar Anda mengajak balita berkonsultasi di psikolog ahli perkembangan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Rasa takut terhadap sesuatu sebenarnya hal yang wajar dialami anak pada masa perkembangannya. Hal ini disebabkan karena pemahamannya terhadap berbagai hal masih terbatas, sehingga kemampuan mengukur bahaya dari hal-hal yang ditakutkan tersebut belumlah sesuai kadar yang seharusnya. Setelah ia bertambah besar dan dapat menilai bahwa ketinggian dan pijakannya tidak berbahaya, maka anak tidak akan cemas terhadap ketinggian yang dihadapinya.

Sedangkan fobia adalah kondisi psikologis tertentu, berupa rasa takut berlebihan terhadap kondisi atau obyek yang sebenarnya tidak berbahaya, dan cenderung menetap hingga dewasa. Jadi, jika anak  menangis dan cemas ketika berada di suatu tempat yang relatif lebih tinggi, berarti ia sedang merasa tidak nyaman. Pengalaman dan kemampuan kognisinya yang terbatas memberinya sinyal bahwa ia mungkin bisa terjatuh dan merasa sakit. Sama sekali bukan berarti ia mengalami acrophobia (fobia ketinggian).

Perlu bantuan profesional? Sebagai orang tua, kita tentu memiliki alarm terhadap kecemasan yang dialami buah hati kita terhadap ketinggian. Tetapi, jika kita merasa tidak yakin, pastikanlah untuk segera membawa balita berkonsultasi dengan psikolog ketika ia menghadapi hal-hal berikut ini:
  • Rasa cemasnya terhadap ketinggian membuatnya menghindari, bahkan sama sekali tidak ingin bergabung bersama teman-teman seusia di saat mereka beraktivitas di tempat yang relatif tinggi atau perlu memanjat.
  • Pengalaman siang hari yang dialaminya terbawa dalam mimpi, dan mengganggu tidur malamnya secara berulang.  



 



Artikel Rekomendasi