Balita Ikut Outing di Kelompok Bermain atau TK

 

Saat balita ikut outing sekolah adalah momen tepat untuk mengasah kemandiran dan ketrampilannya. Tak perlu khawatir berlebihan, apalagi melarang balita ikut tur keliling kota, kegiatan mengunjungi toko kue, kebun binatang atau taman rekreasi bersama guru dan teman-teman prasekolahnya.

Prasekolah masa kini, mengemas kegiatan belajar si balita dalam berbagai bentuk menarik, di antaranya dalam bentuk outing atau karya wisata. Murid-murid prasekolah kini tak jarang diajak para guru untuk mengunjungi kebun binatang, keliling kota atau mengunjungi kantor pos, toko rotin atau sekadar berkeliling di luar prasekolah untuk mengenal lingkungan sekitar. Ini tentu penting bagi balita. Bagi guru, kegiatan di luar kelas juga salah satu cara untuk mengamati tahapan perkembangan para murid. Berbagai aspek perkembangan dapat diamati saat balita outing atau berkaryawisata.

Ingin berkembang.  Balita perlu sarana untuk mengembangkan berbagai ketrampilan. Berperan dalam kelompok, ketrampilan saat bergerak, berbahasa dan berpikir logis. Di sekolahnya, anak mengenal arti perpisahan yang sesungguhnya. Ia belajar memahami konsep berpisah dan belajar menaati peraturan yang berlaku di sekolah. Sedikit sulit apabila ingin belajar hal ini di rumah.

Kegiatan outing juga memenuhi kebutuhan anak untuk mengasah seluruh pancaindera. Mengasah ketrampilan berkomunikasi saat beraktivitas dengan teman-teman, melatih ketrampilan anak mengurus diri sendiri, bertenggang rasa dan menolong teman dan mengikuti instruksi guru.

Bekali kegembiraan. Segudang manfaat outing, tetap saja membuat sebagian besar orang tua dari batita dan balita merasa cemas. Membayangkan anak ikut outing sekolah, sebagian orang tua merasa tetap perlu terlibat sehingga tak rela "melepas" anak kepada guru dan orang tua yang terlibat sebagai panitia.
 
Cemas, karena balita belum sepenuhnya mandiri, “Bagaimana kalau anakku mau pipis? Ada kamar kecil yang bisa dicapai? Bagaimana kalau terlepas dari rombongan. Bagaimana kalau jatuh?” . Sebaiknya orang tua mempercayakan guru kelas untuk mendidik si balita kemandirian melalui kegiatan menyenangkan ini.
 
Yakinkan diri Anda, si balita pasti akan senang dalam kegiatan ini dan terurus dengan baik oleh guru. Meskipun Anda ada di sekitar rombongan outing, sebaiknya "jaga jarak" agar  guru memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan balita Anda, menjawab pertanyaan-pertanyaannya dan mengelola kegiatan belajar-mengajar di luar kelas.

Yang perlu Anda lakukan hanyalah memberi "bekal" kepercayaan (trust) kepada guru, rasa percaya diri pada anak, meyakinkan anak bahwa outing di sekolah sangat menyenangkan dan pastinya kerelaan dari diri Anda untuk melepas anak kepada ibu guru dan panitia kegiatan ini. “Selamat bersenang-senang, ya!”. Itulah ucapan yang paling ingin didengar balita. Rasa aman dan nyaman pun tumbuh, ia pun takkan rewel ketika sedang di lokasi outing tanpa Anda berada di dekatnya.

Agar Anda dan si balita merasa siap ikut outing, selain mempersiapkan bekal bersama-sama anak, Anda dapat melakukan survei ke tempat yang akan dikunjungi beberapa saat sebelum outing dilakukan. Latih juga anak untuk mengungkapkan secara verbal kepada orang lain, seputar kebutuhannya, keinginannya dan apa yang dirasakannya. Misalnya, latih balita untuk memberitahu ibu guru ketika ia mau buang air kecil, atau cara mengatakan kepada guru jika balita lapar dan ingin makan kudapan atau snack.

 



Artikel Rekomendasi