Balita Jago Mengingat

 

Ia sanggup mengingat kejadian-kejadian yang sudah lama berlalu. Hebat! Tiba-tiba balita meraih tangan Anda, “Bunda, itu kan boneka dan puzzle yang dulu aku mainkan!”

Sesungguhnya, kemampuan anak mengingat mulai meningkat pada usia 8 bulan. Di usia 2 tahun, ia mampu mengingat kembali kejadian-kejadian beberapa hari sebelumnya. Sedangkan anak usia 3 tahun lebih hebat lagi. Ia bisa mengingat kejadian beberapa bulan sebelumnya! Buah hati Anda ingat adik perempuan Anda yang berkunjung 2 bulan lalu. Karena sudah kenal, ia tak canggung seperti bertemu orang baru. Ketika Anda mengatakan, “Ini tante Di..”  Balita pun melanjutkan, “(Di).. na!” Terbukti, balita jago mengingat!

Ingatannya tidak hanya seputar itu. Si 3 tahun juga mampu memahami dan mengingat dua perintah sederhana yang Anda sampaikan bersamaan. Ketika Anda meminta tolong balita membuang sampah ke dapur, dan mengambil buah jeruk yang ada di meja kecil, ia berhasil melakukannya.  

Meski begitu, ia tetap perlu stimulasi untuk meningkatkan daya ingatnya:
  1. Biasakan anak menceritakan pengalamannya. Misalnya pancing dengan pertanyaan, “Kamu hari ini ngapain saja?” dan jangan Anda potong ceritanya. Menuturkan pengalaman apa pun dapat merangsang daya ingat sekaligus melatih kemampuan si kecil bicara. Kebiasaan ini baik bila dilakukan pada malam hari, sebelum tidur.  
  2. Gunakan permainan semacam Missing Lyrics, permainan benda-benda yang 'menghilang', mencocokkan benda-benda di rumah dengan gambar pada kartu, menggunakan singkatan untuk mengingat sesuatu, permainan “bisik-bisik tetangga” yaitu menyampaikan pesan dari Anda ke orang lain dengan cara berbisik di telinganya, atau main puzzle.  
  3. Petunjuk secara perlahan dan mudah dipahami memudahkan anak melaksanakan perintah sederhana. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti, dalam kalimat pendek dan tuntas, serta diucapkan secara jelas dengan tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Kata-kata asing atau yang baru pertama kali didengar anak perlu dijelaskan terlebih dahulu artinya.
  4. Utamakan sabar saat anak lupa. Kesabaran Anda berbuah kebaikan, anak akan berusaha mengingat apa yang harus ia lakukan. Bila ketidaksabaran yang muncul, anak jadi gugup, takut, dan malas mengingat. Bisa-bisa Anda 'ditinggalkan' olehnya, dan ia mencari hal menarik lain. Betapa menyedihkan jika ia malah mengingat Anda sebagai ibu yang tidak sabaran dan pemarah.
  5. Beri pujian ketika anak berhasil mengingat atau menyimpan pesan atau petunjuk dengan benar. Balita pun terus terpacu untuk bisa melakukan hal yang sama di kemudian hari serta menambah kepercayaan diri karena kemampuannya mengingat.
Kemampuan anak mengingat patut diacungi jempol, tapi jika ia mengingat kejadian yang menyedihkan, hadapi dengan cara:
  1. Lakukan identifikasi kejadian yang sedang diingatnya. Tanyakan apa yang anak ingat dan bagimana perasaannya.
  2. Menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Usahakan memberi penjelasan yang berakhir bahagia, agar anak tak lagi sedih. Misalnya, “Anjingnya nanti diperlihara anak lain, sehingga ia tidak kelaparan.”
  3. Ceritakan kejadian itu karena ada sebab-akibat. Misalnya, “Anak kemarin tertabrak motor karena ia tidak hati-hati saat menyeberang jalan. Tapi, dia sudah diobati oleh dokter, kok.”






 



Artikel Rekomendasi