Balita Juga Enggan Gendut

 

Kecil-kecil anak sadar lho kalau ia gendut dan merasa kurang nyaman dalam pergaulan. Maka anak pun lantas ingin langsing.

Anak tidak ingin berbeda dengan anak lain yakni tidak terlalu gendut. Ia ingin diterima sebagai teman.

Namun, kepekaan anak akan bentuk tubuhnya, kerap kali tak disambut antusias oleh orang tua. Karena, orang tua lebih cenderung memandang gemuk sama dengan sehat dan lucu.

Ketika anak mulai sadar bobot tubuhnya menyebabkan ia tidak nyaman, orang tua tak juga peduli dan berdalih, "Nanti kalau besar juga kurus sendiri."  Orang tua tidak sadar, anak yang kegemukan terancam berbagai penyakit, tak hanya fisik tetapi juga emosi.

Gambaran diri negatif. Di usia prasekolah dan usia sekolah, teman bagi anak merupakan kebutuhan primer. Melalui teman, anak-anak membangun identitas dan konsep diri mereka. Bagian dari pembentukan identitas dan konsep diri itu adalah mengamati orang-orang yang berperan dalam hidupnya dalam menanggapi dan memperlakukan dirinya.

Apa yang terjadi dengan perkembangan emosi seorang anak yang tubuhnya paling besar di antara teman-temannya? Bagaimana seorang anak perempuan mengatasi perasaannya karena payudaranya sebesar anak remaja, sementara teman sebayanya memiliki dada yang masih rata? Bagaimana seorang anak mengatasi rasa malu saat teman-teman mentertawainya karena tingkahnya selalu dianggap lucu karena canggung?

Tak hanya dianggap lucu, anak-anak yang kegemukan seringkali ditakuti anak lain karena badannya yang besar. Perilaku yang semestinya wajar ditampilkan anak-anak seusianya, kerapkali ditanggapi dengan ketakutan oleh anak lain karena tubuhnya yang besar. Harapan anak lain seusianya adalah dengan tubuh besar itu, seharusnya ia tidak bertingkah demikian.

Kebanyakan anak yang kegemukan menderita bukan soal kelebihan beberapa kilogram berat badan. Anak-anak merasa tidak nyaman karena reaksi orang-orang di sekitarnya. Harga diri dan gambaran diri menjadi pokok pikirannya. Mereka mengembangkan harga diri yang rendah dan gambaran diri yang negatif, dan kelak di usia remaja dengan bentuk tubuh demikian, anak lebih mudah mengalami depresi.

Menurut penelitian di Amerika Serikat, anak-anak obesitas juga tidak terampil secara sosial. Bila ingin mencoba bergaul, mereka tidak diminati, malah dikucilkan dan semakin kesepian. Karena disisihkan, anak yang kegemukan semakin gagal mengembangkan keterampilan sosialnya.

Bantu mengatasi. Anak yang menderita kegemukan butuh bantuan untuk mengurangi berat badannya agar ia merasa nyaman secara fisik dan emosi. Dalam hal ini orang tua dituntut bersikap konsisten. Selain mengatur pola makan yang sehat, beberapa kegiatan berikut dapat dilakukan:

Beraktivitas fisik bersama. Rencanakan kegiatan yang memungkinkan seluruh anggota keluarga terlibat. Misalnya, jalan kaki bersama di pagi atau sore hari, berenang bersama di hari Sabtu, atau bersepeda bersama setiap hari Minggu pagi. Tanamkan pada anak pentingnya membakar kalori melalui kegiatan ini.

Menetapkan acara makan sebagai aktivitas. Orang tua sering membolehkan anaknya melakukan apa saja saat makan, yang penting anak mau makan. Akibatnya anak bisa makan apa saja dalam jumlah yang tak terkendali.

Makan adalah peristiwa penting dan perlu dinikmati. Anak-anak yang kegemukan seharusnya makan dengan duduk tenang menikmati makanannya, bukan makan sambil menonton televisi atau mondar-mandir.

Usahakan waktu untuk makan malam bersama dilakukan di rumah agar orang tua dapat mengawasi apa yang anak makan. Libatkan anak dalam memilih menu. Jangan sediakan camilan berupa kue, tapi gantilah dengan buah-buahan.

Ungkapkan cinta tidak dengan makanan. Hindari memberikan makanan pada anak sebagai hadiah. Misalnya, jangan berikan es krim sebagai hadiah karena nilai ulangannya bagus. Pilih cara lain untuk menghargai anak selain memberinya makanan. Misalnya, luangkan waktu bersama anak untuk menemaninya bersepeda ke tempat yang dipilih anak.

 



Artikel Rekomendasi