Balita Mencari Teman

 

Aneka pengalaman harus dilewati balita untuk mendapatkan teman idaman. Beri bimbingan dan arahan agar balita bisa melalui semua proses dan pengalamannya.

 
Usia 18-24 bulan

Saat ini balita lebih memilih main sendiri. Dia merasa lebih nyaman berteman dengan orang-orang dewasa, seperti ayah, ibu, tante, atau nenek. Karena apa yang dia mau akan dituruti dan selalu mengalah bila bermain dengannya. Tak heran, jika balita akan sering bertengkar jika bermain dengan anak sebayanya. Anak sebaya sama-sama tak mau mengalah, mau menang sendiri. Itu sebabnya, balita belum memiliki kemampuan mendengarkan, menanggapi, atau mudah bersosialisasi dengan orang lain, apalagi dengan teman sebaya.  

Bantuan ibu:
  • Ingatkan balita ada anak lain di sekitarnya.
  • Jelaskan tentang konsep ‘berteman,’ misalnya dengan memperkenalkan semua anak sebagai temannya atau asyiknya punya teman sebaya.
  • Ingatkan untuk tidak menganggap anak-anak lain sebagai musuh. Ibu bisa ajarkan dengan menyapa dan menegur mereka, sehingga balita pun akan melihat dan berusaha menirunya.
Usia 2-3 tahun

Balita mulai tertarik melihat dan mengamati anak-anak lain di sekitar. Dia akan berusaha mencari sosok teman sebaya untuk mencari tahu apa yang mereka lakukan. Namun, dia akan menjadi penonton saja atau cukup bermain sendiri di sebelah teman sebayanya, karena masih takut, malu, dan ragu untuk ini, atau jadi penonton saja. 

Bantuan ibu:
  • Sering ajak balita ke tempat-tempat yang banyak teman sebaya. Seperti, di taman bermain, rumah sepupu, atau rumah teman ibu. Biarkan dia melihat teman-teman sebayanya sehingga terbiasa dan tidak takut lagi mendekati.
  • Dampingi selalu dan bantu berkenalan dengan teman sebaya. Lakukan pelan-pelan dan tidak perlu memaksa.
Usia 3-4 tahun

Kali ini, balita mulai percaya diri dan semakin berani berkenalan. Awalnya masih malu, namun akhirnya bisa bermain bersama. Dia pun mulai berkenalan dengan banyak teman.

Bantuan ibu:
  • Panggilkan teman-teman sebaya ke rumah, untuk bermain bersama dan lebih saling mengenal.
  • Ajarkan bagaimana berkenalan dengan calon teman. Misalnya, “Hai aku Sely. Kamu sedang main apa? Boleh aku tahu namamu?” atau “Hai, main bersama yuk! Namamu siapa?”
  • Berikan balita beberapa waktu saat bertemu teman baru. Biarkan dia belajar merasa nyaman saat berinteraksi dengan teman baru.
 
Usia 4-5 tahun

Dia mulai merasa bermain sendiri tidak seru! Bahkan dia sudah mulai menemukan teman se-gank. Dia akan merasa kehilangan saat salah satu dari temen gank-nya tidak ada. Hebatnya, dia bisa mem-bully teman-taman lain untuk ikut dalam gank-nya dan dia jadi ketuanya. Namun, tidak selamanya bisa menjadi instruktur, dia mulai paham bahwa harus bergantian. Dia juga mulai mengerti ada teman laki-laki dan perempuan. Meski untuk teman se-gank dia lebih memlih bermain dengan sesama gender, namun dia tidak pilih-pilih teman. Sesekali dia pun bisa memuji, “Dia cantik ya bu?”

Bantuan ibu:
  • Beri kebebasan bermain dengan teman-teman se-gank. Namun tetap ingatan dia agar tidak terlalu lam abermain dna melupakan kegiatan-kegiatan rutin lainnya.
  • Ajarkan untuk mau menawarkan bantuan kepada teman yang sedang kesusahan, agar empatinya lebih berkembang.
  • Libatkan juga balita dengan kelompok bermain lain, agar tidak hanya bermain dengan teman se-gank saja.
 

 



Artikel Rekomendasi