Balita Paham Konsep Sama dan Beda

 

Keterampilan memahami konsep "sama" dan "beda" memberi landasan bagi keterampilan mengelompokkan, mengukur dan membandingkan.

"Nak, kamu ini ngumpulin apa sih? Banyak banget bulu? Ini bulu apa? Yang ini bulu apa? Buat apa sih?"; ujar Rita sewot ketika membersihkan rak buku milik Iyan, putranya..

"Aduh Bunda! Jangan dibuang! Ini bulu ekor ayam. Ini bulu sayap burung elang waktu kita ke Taman Burung itu lho. Ini yang paling bagus bulu burung merak. Yang ini bulu angsa. Jangan dibuaaaaang!"; jawab Iyan tak kalah sewot.

Mulai paham "sama"; dan "beda". Sebetulnya anak-anak paham konsep "sama"; dan "beda"; sejak kecil. Mereka tahu bahwa tubuhnya tidak sama dengan tubuh ayahnya, meski mereka tak dapat mengatakannya.

Anak juga sudah paham bahwa balok miliknya ada dua. Sementara milik kakaknya empat. Oleh karena itu, ia ingin lebih. Hanya saja ia tidak dapat mengatakannya. Anak kecil juga sadar bahwa hari ini rutinitasnya berbeda dari kemarin. Oleh karena itu, ia rewel karena tak dapat mengatakannya.

Sekarang, di usia sekitar empat tahun, anak dapat mengartikulasi persamaan dan perbedaan yang dilihat dan dirasakannya. Ia dapat mengatakan bahwa nenek berbeda dengan ibu, meski sama-sama perempuan. Kulit nenek lebih kisut dibanding kulit ibu. Nenek juga lebih tua dari ibu, si empat tahun dapat mengatakan hal ini.

Dasar keterampilan mengelompokkan. Keterampilan memahami konsep "sama"; dan "beda"; ini memberi landasan bagi keterampilan mengelompokkan, mengukur dan membandingkan.

Memilah dan mengelompokkan benda yang sama disebut mengklasifikasi. Ketika anak melakukan ini, ia menggunakan informasi tentang apa itu "sama"; dan apa itu "beda";. Proses belajar ini terjadi setiap saat. Mula-mula, anak belajar mengelompokkan berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasa.

Kadang-kadang anak masih bingung melihat perbedaan. Misalnya, ia disuruh memisahkan balok merah besar dengan balok biru besar. Bisa saja ia menggabungkan keduanya, karena ia terpaku pada kata "besar"; atau "ukuran";. Ia tidak bisa sekaligus berkonsentrasi pada warna.

Kebanyakan anak usia empat sampai lima tahun mampu menerima dua pesan sekaligus seperti, "Yang merah besar di kotak ini, biru besar di kotak itu, merah kecil di kotak warna pink, biru kecil di kotak warna biru.";

Keterampilan mengklasifikasi berkembang terus menerus hingga dewasa. Saat Anda berpikir, " File ini harusnya ada di rak nomor satu. File yang ini di rak nomor lima ,"; Anda masih terus mengembangkan keterampilan mengelompokkan yang memang butuh waktu untuk itu.

 



Artikel Rekomendasi