Balita Pilih Asyik Main Sendiri

 

Bermain adalah kebutuhan utama balita. Dalam konteks perkembangan, bentuk atau pola bermain anak mengalami perubahan. Dari lahir sampai usia 2 tahun, anak berada dalam tahap bermain soliter, yaitu bermain sendiri.

Belum ‘nyambung.’ Dari lahir sampai usia 2 tahun, anak berada dalam tahap bermain soliter, yaitu bermain sendiri. Ia mempelajari lingkungan sambil mengoceh. Perhatiannya melulu tertuju pada segala hal dan benda-benda di sekitarnya. Kalaupun di dekatnya ada anak lain, ia tak tertarik bermain bersama. Balita asyik mondar-mandir sendiri, memainkan benda-benda sendiri dan ‘tidak nyambung’ dengan temannya. Padahal, dengan orang tua atau pengasuhnya ia berinterakdi dengan baik.
Ketrampilan sosial balita memang baru sebatas itu, meski begitu ia belajar bermacam hal yaitu:
  • Mengembangkan kemampuan berpikir.
  • Mengasah keterampilan social melalui orang tuanya dengan cara meniru perilaku orang dewasa mengerjakan tugas-tugas, dan mengekspresikan perasaan sayang pada orang terdekatnya.
  • Melatih ketrampilan fisik.
Jadi teman aktif. Tahap bermain soliter berakhir di usia 2,5 tahun. Di usia ini, bentuk bermain pararel, yaitu bermain bersama teman meski tanpa interaksi intens dalam satu jenis permainan yang sama. Orang tua atau pengasuh anak diharapkan menjadi teman bermain yang aktif memberikan altrenatif bermain, menjadi teman ngobrol dan memperkenalkan anak dengan orang lain di luar keluarga. Dengan cara ini anak diharapkan memasuki tahapan bermain selanjutnya, yaitu bermain pararel dengan mudah. Selain itu untuk meminimalkan ketakutan anak pada orang asing yang meurupakan tahap perkembangan emosi yang saat itu dijalaninya.

Baca juga:
Bantu Balita Menjalin Pertemanan








 



Artikel Rekomendasi