Balita Senang ‘Bully’

 

Balita Anda tukang bully. Bagaimana mengatasinya? Temuan penelitian Dr.Miriam Hirschstein, Ph.D, peneliti dari John Stanford International School, Seattle (AS), mengungkapkan bahwa bully digunakan sebagai cara untuk ngetop. Sehingga si  tukang bully yang suka unjuk gigi itu, menjadi sosok dominan dan ditakuti.

Tak Cuma anak laki-laki gadis kecil Anda pun bisa Mem-Bully. Berbeda dengan dengan anak- laki-laki, anak perempuan melakukan bully dengan sembunyi-sembunyi. Serangan mengancam, mempermalukan atau menakutkan biasanya dilakukan secara bisik-bisik bahkan ancaman halus dengan tindakan, seperti meletakkan benda yang ditakuti korban.

Sumber belajar. Balita bisa belajar perilaku mem-bully dari tanyangan televisi, play station, computer games dan Anda. Sebagai sosok terdekat balita, Anda berpotensi sebagai sumber belajarnya. Tampaknya Anda memang perlu mengevaluasi cara Anda menyuruhnya melakukan sesuatu atau mengungkapkan marah di rumah. Kurangi pula tontonan televisi atau DVD film yang penuh kekerasan.

Ajarkan empati. Anda tentu berharap putra maupun putri Anda tidak tumbuh sebagai tukang bully sejati, maka bantu ia mengatasi perilakunya dengan:
  • Komunikasikan keberatan Anda secara jelas tentang perilaku bully-nya. Balita perlu tahu Anda tak suka jika ia jadi tukang bully.
  • Ajak anak bicara soal kebiasannya mem-bully dan dengarkan dengan seksama.
  • Kenali siapa saja teman balita dan monitor kegiatannya.
  • Jalin kerja sama dengan pihak prasekolah. Akomodasi berbagai masukan dari para guru dan sesame orang tua murid.
  • Dalam keseharian, ajarkan anak perilaku baik dan penuh empati. Misalnya, mengajaknya ke panti asuhan atau SLB. Ajarkan cara melayani orang yang kurang beruntung dengan membacakan cerita atau menyanyi bersama. Di rumah, Anda bisa mengajak balita menyanyangi binatang peliharaan.
 

 



Artikel Rekomendasi