Balita Suka Memerintah

 

Terbiasa di layani, balita pun perintah ini dan itu. Minta diambilkan mainan, padahal benda itu ada di depannya. Pulang dari jalan-jalan ia sodorkan kakinya sebagai kode minta dibukakan sepatu sandalnya. Ia tampak enggan mengerjakan sesuatau yang sesungguhnya bisa ia lakukan sendiri. Balita lebih suka memerintah.

Sifat egosentris. Suka memerintah atau bossy sebenarnya berhubungan dengan sifat egosentris seseorang anak. Kebiasaan ini merupakan kelanjutan dari masa bayi, ketika balita sebelumnya selalu dilayani orang tua atau pengasuhnya. Ia terbiasa, bahwa apa yang dia mau selalu disediakan dan dipenuhi orang lain dengan cara mudah. Misalnya, dengan menangis dia mendapatkan yang dibutuhkannya karena Anda segera datang melayaninya. Balita mulai paham bahwa apa yang dikatakannya bisa mempengaruhi orang lain. Terlebih jika pemahamannya ini ditambah dengan hasil meniru apa yang dilakukan orang tua saat menyuruh pengasuh, misalnya. Pada masa ini anak sedang proses modeling, selalu meniru apa yang ia lihat.

Ubah pola. Kebiasaan bossy tak mudah hilang kerana balita merasa nyaman memerintah orang lain. Perlu cara agar kebiasaan ini tak berlangsung terus-menerus. Anda perlu memperhatikan cara berkomunikasi yang baik dengan orang lain atau balita. Anda diharapkan lebih kreatif mencari bentuk kalimat-kalimat perintah. Misalnya, saat Anda meminta balita menaruh mainan pada tempatnya, Anda bisa mengatakan. “Sayang, nanti jangan lupa ya, mengembalikan mainan ke raknya.”
Anda pun perlu mengurangi menampilkan sikap bossy Anda pada pengasuh atau siapa pun. Sejalan dengan itu, ajarkan anak kemandirian secara bertahap. Dorong dia mengerjakan sesuatu yang bisa ia kerjakan sendiri. Jangan lupa memberi pujian jika ia mau melakukannya sendiri. Balita merasa berhasil menjadi anak yang mandiri.

 

 



Artikel Rekomendasi