Balita Takut Bertamu

 

Disambut nyonya rumah dengan ramah dan kecupan di pipi, balita Anda malah minta cepat-cepat pulang. Balita seringkali rewel bahkan menangis setiap diajak bertamu. Cari tahu apa sebabnya.

Ketakutan Sosial
Rasa takut pada anak-anak usia ini tidak terlalu buruk. Ketakutannya pada orang asing, hewan, suara gaduh, situasi baru, sesungguhnya bertujuan melindungi diri. Kehati-hatian si kecil menuntutnya untuk menghindari risiko yang tidak perlu. Lebih jauh lagi, ketakutan yang umum ini menandakan perkembangan kognitifnya maju satu langkah. Anda tak perlu terlalu khawatir dengan perilaku anak  yang seperti tak mau bergaul dengan orang di luar lingkungan rumahnya. Rasa takutnya itu wajar karena anak-anak usia ini:
  • Mulai kenal orang-orang di sekelilingnya. Ia sadar yang mana orang tuanya dan yang mana orang yang jarang ditemuinya sehingga dicapnya sebagai orang asing.
  • Ia telah mengenal perbedaan antara yang telah dikenal dan yang baru ditemui.
  • Sedang mengembangkan ketakutan sosial sehingga situasi atau orang baru dapat merupakan  ancaman bagi anak.
  • Pengetahuan mengenai berbagai hal dan pengalaman memahami sebab-akibat masih sangat terbatas.  

Tiga hal itu menyebabkan balita Anda tidak nyaman ketika berada di tengah orang-orang baru atau tidak terlalu dikenalnya. Setiap wajah baru, tak peduli betapa ramahnya wajah orang tersebut, dapat membuatnya takut karena wajah itu asing baginya. Anda tentu ingat, betapa tak nyamannya balita Anda saat harus berhadapan dengan dokter di awal-awal ia diimunisasi.
Ia merasa tak nyaman juga karena harus beradaptasi dengan orang baru dan masuk ke sebuah tempat yang sama sekali berbeda dengan tempat yang sehari-hari dikenalnya. Bisa dibayangkan jika Anda pergi ke negara lain yang bahasa dan kebiasaannya berbeda. Pada awalnya Anda pasti kagok dan tidak nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu Anda dapat beradaptasi dengan situasi baru tersebut.
Selain itu, anak bisa juga takut karena ia punya pengalaman kurang menyenangkan. Tiba-tiba ada orang yang mendekati, memegang, memeluk, menggendong atau menciumnya tanpa permisi. Ia tak dapat mengendalikan orang yang gemas terhadapnya itu. Si kecil merasa perilaku orang itu, yang sebetulnya tak bermaksud jahat, sebagai ancaman apalagi orang itu tak akrab dengannya atau bahkan tidak dikenalnya.

 



Artikel Rekomendasi