Boleh Saja Ajak Balita Nonton Pertunjukan

Jangan ragu ajak balita menonton pertunjukan secara langsung. Bekali dia agar pertunjukannya berkesan. Seperti menonton operet anak, konser musik, sirkus atau balet.

Rombongan Disney mampir ke Indonesia, Anda tak sampai hati menolak keinginan buah hati Anda untuk nonton Donal Duck dan kawan-kawan beraksi di atas es. Iklan di televisi yang ditontonnya setiap hari, membuat buah hati Anda geregetan ingin melihat tokoh favoritnya dari dekat. Sementara itu Anda berpikir keras, apakah anak Anda yang berumur 3 tahun bisa duduk tenang selama pertunjukan berlangsung, tanpa rewel dan minta pulang sebelum acara usai.

Mengajak anak menonton operet, konser musik, sirkus, balet, mungkin sudah Anda idam-idamkan sejak buah hati Anda lahir. Anda menanti usia yang tepat untuk mengajaknya menonton pertunjukan, karena bagi Anda, anak harus paham apa yang dia tonton, punya kesan terhadap tontonannya dan bisa mengapresiasi.

Menonton = Belajar. Kata Piaget - ahli perkembangan anak, anak-anak berada dalam dunia yang aktif, yang selalu dapat belajar dari lingkungannya. Ketika anak diajak nonton pertunjukan, anak belajar:

Mengamati. Salah satu cara anak belajar adalah dengan mengamati. Mengamati gerakan, ekspresi dan menyimak dialog dari tontonannya, bisa membentuk perilaku anak.
Beradaptasi dengan lingkungan. Suasana pertunjukan berbeda dari kehidupan sehari-hari. Dalam lingkungan sebuah pertunjukan, anak-anak dituntut bersikap tertentu agar tidak mengganggu acara dan sesama penonton.
Percaya diri. Pertunjukan untuk anak biasanya melibatkan penonton. Pemain akan mengajak penonton untuk mengikuti gerakan atau nyanyian, bahkan ada yang meminta penonton naik ke atas panggung.
Taat pada peraturan yang sudah Anda terapkan sebelumnya di rumah dan taat pada peraturan yang dibuat oleh panitia pertunjukan.
Mengembangkan motorik halus dan motorik kasar saat anak diminta mengikuti gerakan tokoh favoritnya bernyanyi. Atau anak minta ikut les menari balet setelah menonton pertunjukan balet.