Gaya Bicara Anak yang Kerap Dikeluhkan Orang Tua

 

Jika anak berbicara gagap dan Bunda tidak sabar ingin membantu.
     Gagap yang terjadi pada anak di bawah  usia 4 tahun adalah wajar. Di masa tersebut, anak di bawah usia 3 tahun, masih dalam proses belajar mengembangkan komunikasi. Atau, bisa jadi ada faktor keturunan. Saat Anda merespon dia bicara,  hindari untuk mengulang atau mengejeknya. Jika ia sedang berbicara dengarkan dengan sabar, serius dan anggap saja  ia  tidak gagap.

Tidak ada kaitan antara gagap dengan kecerdasan. Ada, kok, anak gagap cerdas,  Anak gagap terkadang berpikir lebih cepat dari bicaranya. Untuk mengukurnya Anda bisa melihat bagaimana ia memahami instruksi,  gambar-gambar yang ia buat dan ekspresi lain yang bukan lisan. Namun, jika gagap  muncul setelah 5 tahun,  ada baiknya perlu diwaspadai karena kemungkinan besar terdapat masalah pada kemampuannya berkomunikasi. Jika ini terjadi, sebaiknya konsultasi ke ahli terapi wicara.

- Jika anak laki-laki berbicara dan bergaya seperti perempuan.
  Coba ingat-ingat, apakah selama ini ia  sering menonton acara televisi yang banyak mempertontonkan  pria bergaya seperti itu. Atau mungkin ia sering berinteraksi dengan orang yang berbicara seperti itu. Jika jawabannya, ya, solusi pertama yang perlu Anda lakukan adalah menjauhkannya dari lingkungan tersebut. Mulai sekarang, perbanyak interaksi dengan figur yang ia bisa belajar tentang karakter dengan peran laki-laki yang sebenarnya. Intensitas hubungan dengan ayahnya juga perlu ditingkatkan. Jadwalkan ayah melakukan kegiatan bersamanya. Boleh-boleh saja bila ia ingin bermain boneka, namun berikan  ia peran gender yang pasti.  Anda bisa mengatakan, bahwa dirinyalah papa dari boneka ini.

- Jika anak perempuan bicaranya menye-menye atau manja.
  Anak bicara menye-menye atau manja itu pasti ada sebabnya. Misalnya,  orangtua secara tidak sadar mengajaknya bicara bahasa bayi dengan gaya yang menye-menye juga. Bisa juga  saat anak bersikap seperti itu, orang-orang di sekitarnya atau lingkungan terdekatnya menganggapnya lucu, lalu menertawakannya.  Dengan itu anak akan merasa mendapat ‘reward’ dan ia pun akan mengulangi gaya bicara tersebut secara terus menerus. Sebaiknya hindari melakukan kedua hal tersebut. Dalam kasus lain, anak bersuara seperti itu karena mencari perhatian. Misalnya karena Anda sibuk atau punya adik baru. Jika anak bicara menye-menye, katakan saja bahwa Anda kurang mengerti apa yang ia ucapkan. Contohkan bagaimana ia bicara dengan benar.

- Jika anak bicara dengan teriak-teriak.
  Biasanya anak berteriak karena mencari perhatian. Jika ini dilakukan berulang-ulang tak perlu Anda ladeni dengan memberinya perhatian. Tapi latih ia mencari perhatian dengan cara lain. Misalnya, dengan memegang tangan atau memeluk Anda. Teriak juga bisa merupakan ekspresi kemarahan yang  ia rasakan. Maka, Anda perlu mengetahui penyebab kemarahannya. Hal lain yang banyak terjadi, anak berteriak karena kebiasaan di keluarga Anda berbicara dengan berteriak. Jika itu yang terjadi, mulai sekarang, coba rendahkan volume bicara Anda dan keluarga lain.

- Jika anak berbicara suaranya lemah.
  Suara lemah atau pelan biasanya dilakukan oleh anak di lingkungan baru. Sebab kalau di rumah, umumnya anak akan bersuara keras.  Dengan bersuara lemah, itu pertanda anak merasa kurang nyaman dengan dirinya. Untuk mengatasinya, di rumah, orangtua perlu melatihnya  untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Jika hendak mengajaknya pergi bertemu dengan orang banyak, Anda bisa mengajaknya bermain peran lebih dulu. Misalnya, Anda berkata pelan, lalu tanyakan padanya, apakah ia dapat mendengar suara Anda. Selanjutnya bicaralah dengan nada biasa yang membuat anak bisa mendengar. Kemudian minta anak melakukan hal serupa.

Konsultasi Vera Ittabiliana, Psikolog Lembaga Psikologi Terapan UI

 



Artikel Rekomendasi