Gemar gigit kuku

 

Tanpa sadar, kebiasaan menggigit kuku terjadi pada balita Anda. Kadang-kadang kutikula robek, berdarah dan infeksi pada kulit jari. Jadi khawatir karena ada yang mengaitkan kebiasaan ini dengan stress. Harus bagaimana?

Indikator kecemasan. Ada ahli yang mengatakan sebagai faktor genetik atau keturunan. Ahli lain menyatakan karena hasil belajar atau proses meniru. Ada pula yang mengatakan menggigit kuku merupakan awal dari mengisap jempol. Padahal, nyatanya anak-anak menggigit kukunya tidak menggisap jempol.

Kecemasan merupakan alasan utama anak-anak menggigit kukunya. Apa yang dicemaskan balita? Jangan heran bila Anda menemukan penyebab sangat sepele. Tentu sepele bagi Anda, tapi bagi anak bisa sulit diatasi. Misalnya, baru pindah rumah. Bagi orang tua, pindah ke rumah baru menyenangkan. Untuk balita, berarti kehilangan play ground tempat ia janji ketemuan dengan teman-temannya.

Tak perlu hukuman. Kalau balita menggigit kuku dan Anda menghukumnya, Anda salah besar! Menggigit kuku bukanlah kesalahan berat. Mencubit tangan anak atau menarik bibir anak saat ia menggigit kuku, hanya menambah kecemasan balita Anda. Bukan mustahil, kebiasaan tak elok ini kian menjadi-jadi.

Menanyakan sebab balita menggigit kukunya, bisa dilakukan walau sulit memperoleh jawaban pasti. Sebaiknya, Anda tanyakan: apa yang paling tidak disukainya saat ini? Apa yang membuatnya merasa tidak nyaman?

Apapun jawaban balita Anda, dengarkan dengan penuh empati. Misalnya, ia tidak bahagia dengan lingkungan barunya, Anda dapat membantunya mencari hal-hal yang indah dari rumah baru Anda. Misalnya, Bantu anak menemukan taman yang nyaman agar ia dapat bermain dengan teman-teman barunya.
 

 



Artikel Rekomendasi