Jika Balita Tak Percaya Orang Lain

 

Anda harus meninggalkan balita dengan orang lain ketika Anda bekerja. Tapi, anak Anda tampaknya tak mempercayai orang itu. Ada apa sebenarnya?

Sebagai ibu bekerja, tak mudah bagi Anda meninggalkan balita Anda sendiri di rumah. Sulit pula mempercayai seorang pengasuh untuk putranya. Lucunya, seakan mengikuti perasaan sang ibu, balita  Anda pun tidak mudah mempercayai orang lain. Akibatnya, sulit sekali meninggalkan anak sendiri bersama pengasuhnya di usianya kini.

Mulai sejak bayi. Pembentukan rasa percaya anak terhadap orang lain dimulai sejak bayi. Kelekatan dengan orang tua, terutama ibu, menimbulkan trust (rasa percaya) anak pada orang lain. Hal ini merupakan modal dasar bagi perkembangan emosi anak sebelum ia mulai dapat mempercayai orang lain.

Rasa percaya inilah yang kemudian mendorongnya mengembangkan berbagai hal, seperti perkembangan rasa percaya diri dan kemandiriannya. Semakin luas kehidupan sosial anak, ia pun mulai mengembangkan rasa percayanya pada orang-orang di sekelilingnya.

Model pertama yang dicontoh adalah kedua orang tuanya. Jika kedua orang tuanya mudah menaruh curiga pada orang lain, jangan heran jika anak pun tak mudah percaya pada orang lain.

Berawal dari orang tua. Biasanya rasa takut menghadapi orang lain dihadapi bayi usia delapan hingga sepuluh bulan. Pada masa ini seharusnya orang tua memberi rasa aman pada anak, sehingga perasaan takut itu tidak berkembang hingga di usia lebih tua.

Upayakan agar anak merasa tak ada yang perlu ditakuti, termasuk juga takut pada orang lain. Yakinkan Anda terus ada untuk menjaganya, walaupun fisik Anda tidak terlihat olehnya.

Beri keyakinan pada anak bahwa ia pun dapat mempercayai orang lain yang juga Anda percayai. Tentu saja hal ini harus bermula dari Anda, orang tuanya.

Introspeksi diri Anda, apakah Anda juga kerap merasa tidak percaya pada orang lain, sehingga anak meniru perilaku Anda? Jika ini terjadi, mulailah mengubah diri. Cobalah menyembunyikan kecemasan di depan anak, dan pastikan anak selalu aman walau Anda tidak berada di dekatnya.

Jika perlu, kondisikan anak untuk menyesuaikan diri dengan orang yang hendak Anda titipi, sementara Anda berada di rumah. Misalnya, jika Anda ingin menitipkan anak pada tantenya, biarkan ia mengenal tantenya terlebih dahulu bersama Anda. Setelah anak terbiasa, barulah mulai meninggalkannya untuk sementara waktu hingga akhirnya anak pun dapat mempercayai orang yang Anda percayai untuk menjaganya.

 



Artikel Rekomendasi