Jika Kakak Tak Suka Adik

 

Terkadang, kedatangan anggota baru di keluarga, dalam hal ini bayi kecil, bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi seorang balita. Rasa benci pun tumbuh dan memunculkan berbagai perilaku. Sebagai orangtua, Anda tak bisa tinggal diam, terutama bila perilaku tersebut kemudian merugikan bahkan membahayakan adik bayi. Berikut beberapa kiat mengatasi perilaku  negatif kakak terhadap adik.

Melakukan kekerasan
Tanpa disadarinya, kakak melakukan kekerasan pada adiknya. Misalnya saat bayi menangis, ia memukul adiknya. Mungkin saja kakak tidak bermaksud memukul. Ia hanya belum mengerti bagaimana mengontrol kekuatan tangan atau kakinya, sehingga ia belum paham bahwa yang dilakukannya itu bisa membuat adik kesakitan. Hindari respon, “Jangan pukul adik!” Lebih baik jelaskan bahwa adik akan kesakitan jika dipukul, sama seperti dia jika dipukul. Menyakiti orang lain tidak diperkenankan. Ajarkan pula  bagaimana mengungkapan emosi. Misalnya, saat kakak tidak suka mendengar adik menangis, ia bisa mendiamkan dengan cara mengajak adik bermain. Sesekali tes si kakak untuk berada dalam satu ruangan dengan adik, apakah ia bisa menerapkan ajaran Anda. Beri kakak kepercayaan untuk bersama adik.

Melarang dekat-dekat adik
Saat Anda menggendong adik bayi, langsung saja si kakak  marah. Itulah bentuk kecemburuannya saat melihat bundanya mesra-mesraan dengan adik. Begitu juga saat ada teman Anda atau famili yang memilih bermain dengan adik dibanding dengannya. Segera beri kakak perhatian.

Sejak kehadiran adik, ia merasa ditinggalkan oleh orang-orang yang tadinya lebih memperhatikan dirinya. Sering-seringlah mengajak kakak ketika Anda atau orang lain sedang membahas atau merawat adiknya. Beri kakak kejutan-kejutan kecil sebagai tanda bahwa Anda tak pernah mengabaikannya. Setelahnya jelaskan pada kakak bahwa adik yang masih kecil lebih membutuhkan perhatian dan bantuan Anda. Jangan lupa puji dia sebagai “kakak pintar” atau “kakak mandiri” karena tidak seperti adik yang sangat tergantung pada Anda.

Menolak berbagi
Adik tentu lebih egois dan belum paham untuk berbagi mainan dengan kakaknya. Hal ini otomatis membuat si kakak benci pada adik yang terus menerus merebut mainannya. Biasanya, anak di atas usia 2 tahun, sudah bisa diajarkan berbagi. Katakan bahwa adik hanya meminjam mainannya sebentar, kemudian akan dikembalikan. Beri kakak mainan lain agar fokusnya berubah. Cara ini mengajarkan si kecil konsep “main bergantian”. Bila ada dua mainan serupa, Anda bisa mengambilkan satu untuk kakak, dan satu untuk adik. Atau ajak kakak membantu adik menggunakan maianannya. Katakan padanya bahwa adik butuh bantuannya. Si kakak bahagia bila ditempatkan sebagai sosok pahlawan.

Menolak berduaan
Berada bersama dalam satu kamar atau ruang keluarga saja si kakak langsung menolak. Ia meminta Anda membawa adik pergi atau sesekali ia yang menjauh dari adik. Memaksa anak bersosialisasi dengan adiknya bukan jalan yang tepat. Tanyakan kepada si kakak kenapa ia tidak mau berdua dengan adik. Bila pertanyaan Anda tidak dijawab, berikan pernyataan seperti “Apakah adik mengganggu kamu?” Jika Anda sudah menemukan alasannya, Anda akan lebih mudah mencari jalan keluarnya. Atau pilih cara mengajak kakak dan adik bermain bersama. Pilih permainan yang sangat kakak gemari. Bermain merupakan kegiatan yang paling membahagiakan anak. Saat Anda bermain bersama mereka, siapa tahu kakaklupa dengan “enggan berdua bersama adik”, karena perhatiannya beralih pada permainan.

Meminta adik kembali ke perut
Saking tidak sukanya kakak pada adiknya, ia meminta Anda memasukkan kembali adik ke dalam perut. Jika ini terjadi, jelaskan bahwa permintaannya tidak memungkinkan karena adik hanya tinggal di perut Anda beberapa saat. Tidak perlu menjelaskan detil tentang proses 9  bulan Anda mengandung, karena ia masih belum paham informasi tentang waktu. Ketika adik sudah dilahirkan, ia tidak bisa lagi kembali ke dalam perut Anda."Kan adik sudah tambah besar, perut bunda nggak muat lagi," ini adalah contoh kalimat yang bisa Anda sampaikan. Katakan juga padanya bahwa di perut Anda tidak ada jalan untuk adik kembali ke Tuhan. Tuhan sudah memberikan adik kepada Anda dan dia untuk dibesarkan, dijaga dan disayangi.

Kembali berperilaku seperti bayi
Terjadi regresi pada kakak yaitu penurunan atau mundurnya tahap perkembangan yang sudah dilaluinya. Ia melihat bahwa adik bayi lebih disayang, maka ia meniru perilaku bayi. Misalnya, ia mengompol padahal ia sudah terlatih sebagai anak yang bebas popok dan sudah bisa buang air kecil ke kamar mandi. Anda tetap harus waspada meski kemungkinan perilaku ini tidak berlangsung lama. Anda diperbolehkan sedikit membandingkan kakak dan adik, seperti “Bunda punya anak bayi dua, nih, tapi berhubung yang ini bayi raksasa, Bunda tidak mau kasih nen, ah.” Harapan Anda  si kakak akan membandingkan dirinya, bahwa dia tidak sama dengan adik.

Di lain waktu Anda bisa membacakan buku atau menyetelkan film yang menggambarkan beda  kakak dengan adik. Kenalkan pada kakak bahwa ia tidak sama dengan adik yang masih ngompol, ngedot atau menangis setiap saat.

Tidak munculnya kasih sayang kakak kepada adiknya, tak semata kesalahan kakak. Orang tua punya andil dalam menumbuhkan rasa benci kakak pada adik. Bisa jadi Anda berlebihan menuntut tanggung jawab kakak atau mengurangi perhatiannya dan memilih lebih memerhatikan adik.

Baca juga
Adil Bagi Kakak dan Adik
Kakak Adik Berantem Terus!
Jarak Usia Kakak dan Adik
Kenali Tanda Si Kakak Cemburu pada Adik

 



Artikel Rekomendasi