Kebaikan Di balik Mainan Senjata

 

Mengapa anak laki-laki menyukai permainan yang melibatkan kekerasan, pembunuhan dan senjata, seperti bermain pisto-pistolan. Apakah hal itu akan membuat anak-anak jadi menyukai kekerasan? Menurut Andreas Engel, psikolog perkembangan dari Hof, Jerman, bagi anak laki-laki, pistol-pistolan justru memiliki peran penting dalam perkembangan mereka. Sebagai perantara untuk menyelesaikan masalah atau pertikaian dengan teman-temannya.

Manfaat mainan senjata. Berlawanan dengan asumsi bahwa pistol-pistolan hanya mengajarkan kekerasan bagi anak-anak, Engel mengemukakan tiga alasan mengapa mainan itu justru dapat membantu perkembangan psikologis anak:
  1. Senjata membantu anak menghadapi agresivitas. Perkataan “Dor! Kamu mati!“ tidak berarti anak mengharapkan temannya benar-benar terluka atau tewas. “Yang menjadi inti permainan ini, Si Jahat dan Sang Pahlawan,“ terang Engel. Anak  dapat menaklukkan perampok, penyerang, atau serigala jahat. Hal tersebut, menurut Engel, adalah latihan penting bagi anak untuk mengatasi ketakutan-ketakutannya, juga untuk belajar bahwa ada jalan lain untuk mengontrol amarah dan agresivitas. Melalui peran sebagai pemenang dan yang kalah, mereka berlatih untuk berhadapan dengan rasa frustasi dan kekerasan. “Anak-anak yang memiliki kesempatan bermain dengan impulsif, dapat lebih mudah menghadapi rasa frustasi,“ terang Engel.
  2. Senjata membantu anak menemukan perannya. Anak laki-laki berpotensi memiliki rasa frustasi lebih besar daripada anak perempuan. Itu karena, di dunia mereka, terdapat prinsip yang jelas: kalah atau menang. Insting untuk menjadi yang terbaik atau menjadi pemimpin, tidak hanya ditentukan dari genetik maupun hormon, namun juga dipengaruhi lingkungan. Pada dunia di mana para lelaki dituntut untuk lebih dari sekadar pelindung keluarga, peran koboi dan ksatria yang pemberani menjadi gambaran yang sempurna bagi anak laki-laki. Terutama, saat anak laki-laki harus mencari identitasnya sendiri.
  3. Senjata membantu anak merasa lebih kuat. Masih menurut Engel, senjata memiliki arti sendiri bagi anak-anak, “Dengan usaha kecil, anak dapat menghasilkan sesuatu yang besar,“  ujar Engel. Misalnya,  saat anak menembak, "dor!" dan teman bermainnya jatuh ke lantai,  anak merasa memiliki  kekuasaan, baik terhadap teman bermain atau saudara kandungnya. Pada fase ini pun, sosok pahlawan begitu penting bagi anak-anak.  "Anak-anak mengompensasi kelemahan-kelemahan mereka dengan sosok, yang dapat "meminjamkan" kekuatan mereka kepada anak-anak, entah itu Lucky Luke, Bima (tokoh Mahabharata) atau Iron Man". 
Baca juga:
Memaksimalkan Kebaikan Mainan Senjata



 



Artikel Rekomendasi