Anak Mengamuk, Abaikan atau Ditangani?

 

Foto: shutterstock


Bunda yang punya anak di bawah usia 4 tahun,  Anda akan sering mendapati mereka mengamuk. Anak dapat mengekspresikan perasaan dari mulai gembira sampai marah-marah. 

Marah diekspresikan dengan mengamuk - melempar benda, berguling-guling, dan lain sebagainya. Yale Medicine Child Study Center mencatat, anak usia kurang dari 4 tahun bisa mengamuk sampai 9 kali dalam seminggu. Masuk taman kanak-kanak, mengamuknya berkurang karena sudah banyak keterampilan yang dia capai. Bila anak Bunda berumur 1 sampai 2 tahun, bentuk tantrumnya adalah:
- Menangis
- Menjerit atau berteriak
- Menggigit
- Memukul
- Menampar
- Menarik sesuatu hingga rusak
- Melempar benda-benda

Waspada dan bawa anak ke dokter bila:
- Marah berkali-kali dalam sehari
- Mengamuk dalam waktu lama, sulit ditenangkan
- Ingin melukai diri 

Yang biasa memicu kemarahannya adalah:
- Tidak bisa menyampaikan kebutuhannya
- Bermain dengan mainan yang sulit dimainkan
- Lelah dan lapar
- Perubahan rutinitas
- Bermain bersama teman sebaya
- Tidak mendapatkan keinginannya

Penyebab lain:
- Stress semasa bayi
- Temperamental
- Genetik
- Lingkungan
- Dinamika keluarga
- Cara-cara pengasuhan

Perilaku anak yang biasanya manis, karena suatu hal, menjadi berteriak-teriak bahkan berguliing di lantai. Marah? Tahan dulu. Inilah yang seharusnya Anda lakukan: 
  • Tenang, jangan memarahi anak saat dia mengamuk
  • Beri anak ruang untuk meluapkan emosinya. Jangan mengekang balita saat dia mengamuk
  • Awasi anak. Bertindaklah  dengan memindahkan anak ke tempat aman bila perilakunya bisa membahayakan dirinya  
  • Tak perlu mengabulkan keinginan anak hanya agar ia berhenti mengamuk.
Sisi positif. Kondisi ini membuat anak bisa melepaskan stres atau ketegangannya. Mengamuk adalah cara anak  menyalurkan emosinya karena ia belum bisa mengungkapkan pikiran dan harapannya dengan baik.

Baca: Hindari Melakukan 3 Hal Ini Saat Anak Tantrum

Stimulasi untuk manajemen marah:
  • Tetapkan aturan yang jelas agar anak tidak bingung karena ia memandang segala sesuatu secara hitam atau putih
  • Jangan selalu memberikan solusi atas masalah anak. Jadi pendengar yang baik ketika anak punya masalah tanpa mengritik. Tawarkan bantuan bila ia tidak juga menemukan solusi
  • Beri anak pelukan ketika stres. Sentuhan adalah pereda stres yang baik. Pijatan lembut di pundak dan leher anak juga bisa meredakan stresnya.
  • Jelaskan bahwa setiap orang berbuat salah dan perlu mengakui kesalahan  dengan mengatakan “saya minta maaf”
  • Ajarkan anak kegiatan yang dapat melepaskan stres dan bantu dia  menemukan permainan yang bisa mengurangi stresnya.
  • Konsumsi makanan sehat secara teratur. Tubuh yang sehat lebih kuat menghadapi stres.
  • Olahraga dan cukup istirahat membantu menjauhkan anak dari stres.
Baca juga: 
Menjinakkan si Tukang Tantrum
Balita Tantrum Hadapi Dengan 2 Cara Ini
Tantrum di Tempat Umum
Tantrum Manipulatif

 



Artikel Rekomendasi