Kreativitas Butuh Spontanitas

 

Ketika bicara kreatifitas anak, “spontanitas” adalah kata kunci yang tak boleh dilupakan. Meskipun tugas utama orang tua adalah mensupervisi kalau-kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan terlebih pada si batita, namun tetap saja, Anda harus ada di “luar garis”.

Jangan pernah terlibat terlalu jauh dalam kegiatan penciptaan sebuah karya, terutama karya si seniman cilik. Dengan demikian, originalitas pun akan tertuang dalam karyanya.  

Tak percaya?! Cobalah lihat goresan krayon atau pinsil warna-warni tanpa pola, menggunakan sarana yang ada,  anak akan menuangkan gagasan dan emosinya saat sedang menggambar. Coba juga nikmati hasil “batik” spons yang berhasil diselesaikannya. Atau, untuk si prasekolah yang sudah lebih trampil, maka karya seni rupa berupa prototip manusia pun dapat dibuatnya.

Spontanitas tak hanya menghasilkan sebuah karya original yang fantastis. Juga sebuah karya yang menawan dan memiliki kekuatan. Ajaklah anak berekspresi dengan menggunakan beragam warna dan bahan. Anda hanya perlu memberi inspirasi selanjutnya biarkan semua bergulir sendiri.

Para psikolog dan psikiater yang menguasai terapi seni, biasanya juga dapat “membaca” masalah yang sedang dihadapi seseorang melalui karya lukis, seni rupa atau tulisan yang dihasilkan seseorang, termasuk anak-anak. Anda pun dapat mendiskusikan hasil karya kreatifnya, dan mungkin juga mengungkap kecemasan terpendam, rasa takut, kemarahan atau juga stres yang tak terungkap. Bahkan, berkarya dalam terapi seni adalah bagian dari upaya “menyembuhkan” seseorang dari rasa kecewa yang mendalam, kemarahan, tak jarang juga kecemasan.
    
Oleh karena banyak hal dapat diungkap dari sebuah karya kreatif, maka penting bagi orang tua mengajak anak berkreasi melalui seni. Banyak ahli perkembangan anak menemukan, seni sebagai outlet sempurna untuk emosi anak. Ketika ekspresi kreatif dibiarkan muncul secara spontan, maka anak-anak tak hanya karya agung yang dihasilkan, anak memiliki penyaluran yang positif untuk kebutuhan emosi, kognitif, motorik dan daya imajinasinya.

 



Artikel Rekomendasi