Legenda Sinterklas

 

Tak bisa disangkal, tokoh Sinterklas  yang mengendarai kereta rusa sambil membawa banyak hadiah dan masuk diam-diam ke dalam rumah lewat cerobong asap memang hanya dongeng atau kisah legenda semata. Bagaimana cerita legenda Sinterklas  yang sesungguhnya?

Romo Deshi Ramadhani SJ, Imam Katolik dan Dosen Tafsir Kitab Suci Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara mengatakan, masyarakat Indonesia umumnya mengenal Santa Klaus sebagai kakek baik hati yang selalu memberikan hadiah kepada anak-anak di hari Natal. Dan Santa akan memberikan hadiah kepada anak-anak yang berperilaku baik. Namun, menurut Romo Deshi, hal itu bukanlah semata-mata makna dari munculnya kisah Santa Klaus, karena informasi tentang kebenaran asal muasal cerita Sinterklas  tidak diberitakan secara resmi.

Romo Deshi mengatakan, kisah sesungguhnya adalah seorang Uskup, pemimpin gereja Katolik di Lycia, Turki yang hidup di abad ke-4, bernama Nicholas. Uskup yang ramah ini suka menolong anak tidak mampu. Legenda ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa dengan ‘bumbu’ seperti kereta rusa terbang. “Makna memberi kepada kaum miskin atau tidak mampulah yang sebenarnya ingin diangkat dari legenda Sinterklas,” terang Romo Deshi.
 
Namun, sebagian orang tua menganggap legenda Sinterklas bisa membuat anak terus berhalusinasi dan mendambakan hadiah dari Santa. Haruskan dongeng Sinterklas  dihapus dari pikiran anak-anak? Menanggapi hal ini, Romo Deshi sebagai pemuka agama tidak mempersoalkan bila legenda Natal ini dihapus. Karena Santa Klaus sebagai tokoh pelengkap Natal tidak berdampak  besar untuk anak-anak penganut Kristiani dalam mengimani makna Natal. Sama halnya seperti menghias pohon Natal atau membuat dan mengirim kartu Natal sebagai bentuk kebersamaan merayakan hari raya. “Kepercayaan seseorang terhadap Santa Klaus akan menghilang seiring bertambahnya usia, sedangkan memaknai Natal dengan kebersamaan tidak akan hilang,” ungkap Romo Deshi.

Hingga saat ini belum ada penelitian yang menyimpulkan adanya pengaruh negatif dari dongeng. Sesuatu yang negatif tidak akan muncul dari sebuah dongeng, bila orang tua menyampaikannya secara wajar. Dongeng memiliki manfaat penting terhadap perkembangan anak. Kuncinya sebenarnya adalah orang tua, yang berperan sebagai kemudi akan membawa anak ke mana.  (me)

Baca juga: Siapakah Santa Clause?

 



Artikel Rekomendasi