Mengajakan Balita Membuat “Perencanaan”

 

Perencaan membuat hidup lebih nyaman. Balita pun sudah bisa melakukannya. Bagaimana caranya? Anda dapat menerapkan cara-cara berikut:

Mengenalkan konsekuensi. Sejak bayi, Anda bisa mengajarkan anak “sebab-akibat.” Misalnya ketika memnecet hidung Anda, Anda bisa mengungkapkan ras asakit dengan teriakan kecil, “Auw..!” Konsep sederhana ini membuat anak mengetahui apa akibat yang muncul atas apa yang dilakukannya. Bagi Balia Anda bisa mengajarkan melalui bahasa sederhana. Ketika putera Anda mengambil mainan teman, sehingga temannya menangis dan memukulnya, Anda bis akatakan, “Karena mainan Andi kamu ambil, dia sedih dan marah. Jadi dia pukul kamu. Lain kali jangan ambil barang temanmu ya Nak..”

Mengajarkan kontrol diri. Balita masih egosentris, segala ssuatu terfokus pada dirinya sendiri, maka jangan heran jika ia memukul teman lain atau merebut mainan seenaknya sendiri. Anda bisa mengajarkannya mengotrol diri. Misalnya, katakana bahwa ia punya mainan sendiri, demikian pula temannya. Anak musti isin meminjam mainan tersebut sebelum mengambilnya. Meski belum paham betul, perlahan-lahan anak akan belajar mengenai konsep “milik orang lain” sehingga mampu mengontrol diri lebih baik.

Mengajak “pikir-pikir dahulu.” Anak bertindak seringkali hanya menuruti kata hati. Misalnya, saat kesal bis ajadi langsung melempar benda di dekatnya. Pastinya situasi ini tidak saja membuat Anda kesal tapi barang pun rusak. Amatai suasana hati anak. Ketika wajahnya tampak kesal, misalnya, dekati dan sapalah dia. Tanyakan mengapa ia tampak tidak gembira, apa penyebabnya dan apa saja alternative cara yang bisa dilakukannya untuk mengatasi kekesalannya.

Praktek membuat “rencana.” Anda bisa mengajak menyusun rencana dalam kegiatan sehari-hari, semisal menyiapkan makanan berbuka dan seragam serta peralatan sekolah yang akan dipakai esok hari. Atau sebelum mengajaknya berangkat ke supermarket. Cek dulu keperluan-keperluan Anda sekeluarga. Buat daftar belanjaan bersama balita hingga saat mencari barang yang hendak dibeli. Cara ini membuat anak mulai terbiasa melakukan persiapan sederhana sebelum melakukan sesuatu.

Memberi teladan. Balita belajar dari contoh. Anda role model pertama dna utama bagi anak. Ia merekam perilaku dna kebiasaan-kebiasaan Anda yang dilihatnya sehari-hari. Karenanya, jika mengajarkan sesuatupadanya, Anda pun mesti menerapkan secara konsisten apa yang Anda ingin ia lakukan.


 



Artikel Rekomendasi