Mengatasi Perilaku 'Horor' Balita

 

Foto: Envato


Kelakuannya membuat semua orang panik. Eksperimennya kadang menyeramkan! Mulai dari mencabuti tanaman, menyiksa hewan hingga memukul adik. Tenang Bunda, tidak perlu over reaktif, pahami kenapa dan semua bisa diatasi.

Mencabuti tanaman. Apakah selama ini mencabuti tanaman sudah masuk dalam daftar larangan Anda? Jika belum, tak salah bila dengan tenangnya dia menyobek bunga tanpa merasa bersalah dengan imajinasi yang bermain-main di kepalanya.

Menyiksa hewan. Kebanyakan anak tak bermaksud menyakiti, dia hanya ingin mengajak bermain seperti halnya bermain boneka.

Memukul adik. Balita belum begitu paham bahwa apa yang dilakukannya bisa membuat orang lain kesakitan.

Berputar sampai pusing. Balita menyukai sensasi pusing yang bisa membuatnya sempoyongan. Ia pun merasa tertantang untuk bertahan agar tidak jatuh.

Membenturkan kepala. Biasa dilakukan untuk memancing reaksi dari orang di dekatnya. Namun waspadai adanya masalah neurologis di kepalanya.

Ngupil dan memakannya. Bagian dari kegiatan eksplorasinya yang didorong rasa ingin tahu.


Sikap tepat:

- Tidak panik atau bersikap ekstrem menghadapi perilaku 'horor' ini.

- Sabar, karena perubahan perilaku tidak terjadi seketika. Memperbaiki perilaku tidak harus dengan cara yang keras. Gunakan cerita, bermain peran, boneka tangan dan sebagainya. Cara ini dapat membuat anak lebih nyaman untuk mengubah perilakunya.

- Jadikan diri sendiri sebagai model dan pendamping anak saat mengubah perilaku tersebut. Jangan hanya berkata 'jangan, tidak boleh, tidak baik,' terutama jika tidak dapat memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh anak. Misalnya kalimat, “Pokoknya tidak boleh.”

- Dengarkan anak, berikan kesempatan padanya untuk menyampaikan alasan ia melakukan hal tersebut. Karena anak akan malas mengungkapkan alasannya di kemudian hari sehingga semakin sulit bagi Anda untuk mengatasi perilakunya.

- Hindari penggunaan hukuman, terlebih hukuman yang tidak relevan. Misalnya dengan cara menakut-nakuti, “Jangan ngupil, nanti upilnya jadi cacing!”


Anda harus jeli mengamati, sampai batas apa perilaku balita sudah bisa disebut tidak normal. Saat Anda merasa bahwa perilaku anak tidak dapat dimaklumi, Anda harus mencari bantuan. Child Mind Institute, sebuah jurnal psikologi menyebut beberapa perilaku balita ini bisa dikategorikan tidak normal, sehingga Anda dan anak  perlu terapi:

- Sering menyakiti seperti menendang, memukul dan melempar. 

- Tantrum lebih dari dua kali sehari dan sangat sulit ditenangkan 

- Merusak barang atau menghancurkan perkakas meski sudah tahu bahwa hal itu tidak boleh dilakukan.

- Anda terpaksa mengubah gaya hidup karena anak tidak dapat diajak bepergian. Bepergian selalu berakhir dengan teriakan, pertengkaran dan tangisan. 


- Tidak peduli dengan  aturan.

 

 



Artikel Rekomendasi