Mengikutsertakan Balita Dalam Lomba

 



Sering ikut kompetisi sangat penting bagi pengembangan pribadi anak.

Anakku menang apa kalah, ya? Hmm, sulit juga ibu menahan godaan untuk tak peduli siapa yang menang dalam suatu lomba. Beberapa ahli perkembangan melihat pentingnya kompetisi melalui lomba bagi pengembangan pribadi seseorang. Bagi anak-anak, ikut lomba juga perlu karena dengan berlomba, balita Anda belajar:
•  Membangun semangat untuk berhasil.
•  Mengembangkan perilaku yang baik tentang menang-kalah.
•  Mengembangkan keterampilan koordinasi.
•  Berpikir kritis.
•  Proses mengambil keputusan.
•  Memecahkan masalah.
•  Memahami kekuatan dan kelemahannya.
•  Menentukan tujuan.
•  Aturan permainan.

Mengikutsertakan anak dalam perlombaan, tentu saja boleh. Apalagi bila buah hati Anda punya potensi yang sangat bagus. Tapi, ada rambu penting sebelum mengikutsertakan balita dalam suatu lomba:
  1. Kenali temperamen anak, apakah ia jenis individu yang suka tampil atau yang nervous menghadapi lomba. Bila si kecil Anda mudah grogi, ubah kata “lomba mewarnai gambar” menjadi “mewarnai gambar rame-rame”.
  2. Lomba sesuai kemampuan anak. Pahami kekuatan dan kelemahan anak. Mengikutsertakan balita Anda dalam lomba kelompok usia di atasnya, membuat ia tak bahagia. Materi lomba yang tak sesuai kemampuannya, membuat anak Anda merasa tak berdaya. Perasaan tak berdaya membuat balita kehilangan rasa percaya diri.
  3. Perhatikan waktu, lokasi dan kondisi anak. Mengikut sertakan balita lomba di luar kota hanya karena Anda ingin sekalian jalan-jalan, bukan keputusan tepat. Lamanya waktu di jalan membuat anak lelah. Fisik lelah membuat balita tak antusias mengikuti lomba. Baginya, lomba bukan sesuatu yang menyenangkan.
  4. Beri motivasi tanpa merasa dituntut.
    •  Jelaskan pada anak, lomba yang ia ikuti bertujuan memberi pengalaman agar anak merasakan suasana lomba.
    •  Jelaskan tujuan lomba, yaitu untuk melihat kemampuan diri, apakah sudah melakukan yang terbaik.
    •  Jelaskan pada anak, yang bagus biasanya mendapat hadiah. 
  5. Persiapkan anak menerima kemenangan dan kekalahan. Menang atau kalah lomba itu biasa. Menerima kemenangan lebih mudah daripada menerima kekalahan, apalagi bila anak Anda selalu ingin menang. Persiapkan anak Anda menghadapi kemenangan agar ia tak jadi sombong, demikian juga menghadapi kekalahan agar ia tak merasa rendah diri. Karena anak yang kalah akan merasa diri buruk dan takut tidak disayang. Bila anak mengikuti lomba:
    •  Hargai usahanya. Anak-anak yang merasa didukung tanpa dituntut menang akan menjalani lomba dengan penuh semangat. Ajak anak menikmati lombanya.
    •  Persiapkan hadiah hiburan bila balita tidak menang. Jelaskan bahwa Anda menghargai keberaniannya ikut lomba. Hadiah dari Anda berarti hadiah atas keberaniannya ikut lomba. 
  6. Hindari Menuntut
    •  Jangan bandingkan pencapaian si kecil dengan sang pemenang.
    •  Jangan pakai cinta Anda sebagai senjata agar anak mau berprestasi. “Kalau tidak menang, tidak disayang.”
    •  Jangan paksa balita menyelesaikan lomba bila ia tak berminat.
    •  Jangan ikut campur saat anak ikut lomba, misalnya ikut menentukan warna krayon.
    •  Saat balita kalah, jangan ungkit kekalahannya, apalagi menyalahkannya.
    •  Ketika anak siap bertanding, hindari pesan ini, “Kamu pasti menang!” atau “Jangan kecewakan ibu, ya Nak.” Pesan ini membebani anak. 
  7. Belajar Berlomba
    •  Sampai usia 5 tahun, anak tidak punya keinginan untuk membandingkan kemampuan dirinya dengan anak lain.
    •  Anak-anak mulai punya keinginan untuk bersaing di usia 6 tahun, saat berkembang kemampuannya berpikir tentang perbedaan dirinya dengan orang lain. Itu sebabnya anak usia ini selalu ingin menang saat bertanding.
    •  Perlombaan menyangkut pengambilan keputusan, pengendalian diri, disiplin dan kematangan.
Lomba Si Prasekolah 

•  Kreativitas: mewarnai gambar, finger paint.
•  Bakat: fashion show, menyanyi.
•  Ketangkasan: lomba memancing ikan mainan, melewati terowongan, lompat ban.



 


Topic

#AkuIndonesia



Artikel Rekomendasi