Menyiapkan Anak Masuk Kelompok Bermain

 

Banyak kemajuan dicapai anak sekarang, dan tampaknya ia cocok masuk kelompok bermain. Ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk masuk kelompok bermain.

Ia sudah pandai berteman, sudah dapat menyanyi, dan dalam beberapa hal ia dapat menolong dirinya sendiri. Mungkin Anda berpikir, sudah bisakah anak masuk kelompok bermain. Mungkin juga Anda berharap di kelompok bermain, anak belajar banyak hal, dan membuatnya semakin mandiri.

Meski tampaknya ia punya cukup bekal untuk mengikuti program ‘belajar’ di kelompok bermain, sebenarnya ia masih takut berpisah dengan orang tuanya. Jadi, perhatikanlah beberapa persiapan penting berikut ini:

Pilih kelompok bermain yang baik. Sama seperti memilih mobil, memilih kelompok bermain perlu dilakukan dengan teliti. Cari informasi tentang kelompok bermain yang tersedia di wilayah perumahan Anda, misalnya dengan bertanya pada para tetangga tentang pengalaman mereka memasukkan anak ke kelompok bermain terdekat.

Bila informasi sudah Anda peroleh, luangkan waktu bersama anak untuk mengunjungi kelompok bermain yang Anda pilih, untuk dilihat lebih dekat. Pilih salah satu yang paling disukai anak dan tentu paling sesuai dengan kebutuhan anak.

Sosialisasikan kegiatan baru yang akan diikuti anak. Sebelum anak mengkuti program belajar di kelompok bermain, beritahukan kepadanya hal-hal menyenangkan yang akan ia lakukan di kelompok bermain. Misalnya bersepeda bersama, makan bersama, menyanyi, berbaris dan lain-lain.

Perkenalkan beberapa kegiatan yang akan dilakukannya. Di kelompok bermain, anak-anak mengikuti program pengembangan. Misalnya mengayuh sepeda roda tiga, makan sendiri, bermain ayunan, prosotan, menempel kertas warna, dan sebagainya. Bila anak belum pernah melakukan hal ini, Anda dapat mulai memberi kegiatan ini agar kelak di kelompok bermainnya, anak tidak merasa asing.

Latihan bertemu orang lain tanpa orang tua. Di kelompok bermain, anak akan bertemu orang-orang baru, seperti guru dan teman-teman. Di kelompok bermain anak juga berpisah dengan orang yang paling dekat dengannya, orang tua atau pengasuhnya misalnya. Melatih anak bersama orang lain selama beberapa jam dapat dilakukan. Anda dapat menitipkan anak pada tetangga, adik atau kakak Anda selama dua jam, dan membiarkan anak mengikuti aturan yang mereka miliki. Kira-kira seperti itulah yang akan dialami anak di kelompok bermainnya.

Akrabkan dengan calon sekolahnya. Menyesuaikan diri dengan tempat dan rutinitas baru, tidak mudah bagi anak. Orang dewasa pun kadangkala mengalami kesulitan pada awalnya. Sebelum anak masuk kelompok bermain, ajaklah ia mengunjungi sekolahnya saat sedang ada kegiatan. Dengan demikian anak dapat melihat situasi yang sesungguhnya tentang sekolahnya. Kenalkan juga anak dengan calon gurunya, dan bersama Anda, anak belajar mengingat nama-nama gurunya serta ciri khas guru itu. Misalnya bu Santi yang tinggi, kulitnya coklat, bu Tari yang kulitnya putih.

Jangan tularkan kekhawatiran kepada anak
. Ketika anak pertama kali masuk ke kelompok bermain, orang tua kerap merasa khawatir melepas anak. Mungkin Anda terbawa emosi, merasa anak masih kecil tetapi sudah sekolah. Lalu, berbagai pertanyaan muncul. Bisa nggak dia membuka tutup bekalnya? Bagaimana kalau dipukul temannya? Lalu, ketika anak mulai gelisah, Anda berkata dengan ragu-ragu, "Sudah ya, nanti kamu berbaris sama teman-teman, ibu tunggu di luar."  Padahal, saat Anda merasa tidak yakin melepaskan anak, ia menangkap keraguan Anda.

Bantu menyesuaikan diri. Setelah mengikuti kelompok bermain, mungkin anak merasa cemas, menjadi rewel, mimpi buruk, ngompol lagi atau makin sulit berpisah dengan Anda. Tetaplah tenang, jangan membahas kecemasan anak. Mintalah padanya untuk bercerita tentang kegiatan yang ia sukai dan tidak ia sukai.

Bila sampai beberapa hari anak masih tampak cemas, cobalah ganti dengan pengasuh si kecil untuk mengantarnya ke kelompok bermain. Bisa saja anak akan lebih mudah berpisah dengan pengasuh ketimbang berpisah dengan Anda. Sehingga ia merasa nyaman ketika mengikuti kegiatan di kelompok bermainnya. Beri waktu anak untuk menyesuaikan diri.

 



Artikel Rekomendasi