Selamat Sampai di Rumah

 


Berita kasus penculikan anak yang kian gencar tentu membuat kita sedih dan was-was memikirkan keselamatan anak. Apalagi dari ungkapan kasusnya, penculikan seringkali terjadi di tempat-tempat yang kita nilai aman, seperti di rumah atau di sekolah, dan oleh orang-orang yang kita anggap ‘aman’ seperti keluarga dan kerabat atau pengasuh dan supir keluarga.

Data yang dipublikasikan dari Komisi Nasional Perlindungan Anak, angka penculikan tertinggi yang terlapor jutru terjadi di kelompok usia 0-5 tahun.  Tahun 2012 terjadi 92 kasus penculikan balita. Data tersebut juga mengungkap bahwa pelaku melakukan aksinya di sekitar lingkungan sosial dan juga lingkungan sekolah, dengan motif ekonomi atau dilakukan oleh jaringan sindikat penculikan anak.

Para penculik ini sepertinya sudah mempelajari gerak-gerik calon korban terlebih dahulu sebelum memilih waktu yang tepat untuk melakukan aksinya. Kemungkinan terjadinya penculikan diperbesar pula dengan kondisi orangtua yang lengah, tidak membekali sikap kewaspadaan anak pada orang asing.

Beberapa hal ini bisa Anda lakukan untuk membangun kewaspadaan anak sejak dini untuk mencegah terjadinya penculikan.



Minta pada anak agar waspada pada orang di sekitarnya.
Caranya : jelaskan secara detil contoh kewaspadaan pada anak seperti tidak boleh menerima makanan yang ditawari orang yang belum dikenal atau menolak ajakan orang lain untuk masuk ke mobil sepulang sekolah.

Bekerjasama dengan sekolah.
Caranya : bersikap asertif dengan memberitahukan kepada pihak sekolah tentang sistem penjemputan anak yang Anda terapkan –siapa penjemput dan ciri-cirinya, hubungan dengan anak, kendaraan yang digunakan, serta nomor telepon Anda dan penjemput.

Saat paling rawan terjadinya penculikan adalah saat pulang sekolah, sehingga kewaspadaan sangat perlu ditingkatkan. Ketika memilih sekolah untuk anak, pastikan sistem keamanan yang diterapkan sekolah, misalnya pilih sekolah yang menggunakan sistem kartu kontrol saat melepaskan anak keluar dari gerbang sekolah, atau yang sistem pemulangannya dikontrol langsung satu demi satu oleh gurunya.

Bila Anda dalam kondisi bercerai dari pasangan bersikaplah terbuka pada pihak sekolah anak, dan jelaskan detil mengenai mekanisme penjemputan anak dapat diketahui jelas –apakah bergantian antara ayah atau ibu, atau salah satu pihak tidak diperkenankan menjemput.  



Seleksi orang yang dipekerjakan di rumah.
Caranya : pilih cermat support system Anda, yaitu pengasuh anak, supir, asisten rumah tangga, tukang kebun dan pekerja rumah lainnya. Periksa betul asal usul, latar belakang keluarga dan asal domisili mereka.

Waspada terhadap perubahan perilaku yang tampak pada orang yang Anda pekerjakan, misalnya menjadi mudah tersinggung atau menjadi lebih genit. Pekerja yang terbelit hutang seringkali menunjukkan sikap mudah tersinggung yang bisa gelap akal untuk melakukan penculikan dan minta tebusan uang.  Pengasuh anak yang didekati sindikat penculikan menunjukkan sikap yang lebih genit atau ‘sok akrab’.

Bekali teknik bela diri.
Caranya : ajarkan anak Anda cara membela diri yang paling sederhana, yaitu dengan berteriak kencang –kata “Tolong!” atau “Nggak mau!” – atau menggigit. Teriakan anak akan menarik perhatian orang di sekitarnya untuk menoleh ke arah teriakan, sementara gigitan kuat anak akan sementara waktu menyakiti si penculik dan anak bisa berlari menghindar.



Tak perlu menceritakan masalah orangtua.
Caranya : dengan tidak membiarkan anak tahu masalah yang dihadapi orangtuanya, misalnya adanya orang-orang orang-orang yang dicurigai memiliki potensi balas dendam karena berkonflik atau bersaing bisnis dengan Anda. Lagipula logika anak belum terlalu kuat untuk memahami kondisi tersebut.

Di sisi lain, anak belum bisa memilah informasi yang mereka dengar dari rumah yang bisa memancing terjadinya penculikan, misalnya ayah yang bercerita menyimpan banyak uang di rumah setelah menjual barang berharga.  

Tidak mengobrol dengan orang belum dikenal.
Caranya : ajarkan anak untuk tidak terlalu ramah pada orang yang tidak dikenal, dan ajarkan untuk selalu minta ijin Anda atau pengasuhnya bila ia diajak bicara atau ditawari sesuatu oleh orang asing. Ajarkan dengan tenang dan tak panik, karena terlalu melarang anak bicara dengan orang lain selain ayah dan bundanya juga berpontensi membuat anak tumbuh menjadi paranoid.



Tertib membuat jadwal
Caranya : dengan selalu tepat waktu menjemput anak di sekolahnya, dan tidak berganti-ganti penjemput. Bila Anda terlalu sering mengganti penjemput maka pihak sekolah akan sulit mengenal dengan baik, dan balita Anda pun juga sulit membedakan. Selalu komunikasikan pada pihak sekolah bila penjemput anak berganti. 

Bermain peran
Caranya : ajak anak anak bermain peran di rumah dengan lakon berpura-pura ada anak yang akan diculik. Peragakan gerakan bagaimana menolak atau bagaimana bereaksi saat keadaan sudah ‘gawat’, seperti berteriak atau menendang orang jahat. Lakukan ini dengan suasana santai agar balita Anda bisa menyerap ‘ajaran’ Anda dengan baik.


 



Artikel Rekomendasi